Bandar Lampung (Lampost.co) — Program makan bergizi gratis (MBG) di Lampung baru menyasar siswa pada jenjang SD-SMP sejumlah daerah. Sekretaris Disdikbud Lampung, Laila Soraya mengungkapkan, pihaknya belum menerima informasi terkait program itu.
Kemudian ia menjelaskan, sejauh ini program makan bergizi gratis baru tersalurkan pada SD-SMP. Sementara untuk pelaksanaan jenjang SMA., pihaknya belum menerima koordinasi tentang teknis dan pelaksanaannya.
“Program makan bergizi gratis (MBG) pada beberapa kabupaten terpasok dari desa,” ungkapnya kepadaLampost.co, Senin, 6 Januari 2025.
Baca Juga :
https://lampost.co/humaniora/siswa-sma-di-lampung-belum-terima-makan-bergizi-gratis/
Sementara itu, ada empat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Lampung. Lokasinya antara lain; 1 titik Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah. Lalu 1 titik Kecamatan Pringsewu, Pringsewu. Kemudian 1 titik Kecamatan Baradatu dan 1 titik Blambangan Umpu, Way Kanan.
Lalu ia mengatakan belum mengetahui pasti kapan program itu terjalankan pada jenjang SMA. Bahkan pada anggaran 2025, tidak tersedia struk anggaran untuk program makan bergizi gratis.
“Untuk SMA sampai sekarang belum ada arahan, Juknis dan Juklak-nya pun belum ada,” katanya.
Sementara hari pertama pelaksanaannya, hanya SMAN 1 Pringsewu yang menjadi sasaran program makan bergizi gratis (MBG). Program itu pun tidak terlaksanakan melalui dinas, tapi melalui desa.
Belum Jangkau SMA
Sebelumnya, Ketua MKKS SMA Negeri Lampung, Hendra Putra mengungkapkan. Program itu belum menjangkau peserta didik pada jenjang SMA. Ia mengatakan, belum ada informasi pelaksanaan program MBG pada tingkat SMA.
“Sampai hari ini kami belum mendapatkan informasi yang spesifik dari Dinas Pendidikan. Terkait pelaksanaan program makan bergizi gratis ini,” ujarnya.
Kemudian ia menjelaskan, program itu memang sudah terluncurkan oleh pemerintah pusat. Namun mungkin pelaksanaannya bertahap karena butuh persiapan secara nasional.
Selanjutnya, pihaknya juga mengaku belum mengetahui regulasi yang tergunakan dalam penerapan program tersebut. Namun ia mengaku sudah ada pendataan jumlah siswa dan guru oleh TNI.
“Terakhir baru sebatas pendataan jumlah siswa dan guru sekolah. Kalau untuk pelaksanaan kami belum bisa menjawab secara tegas. Karena belum ada informasi resmi,” jelasnya.
Meski begitu, ia mengaku SMA se Lampung siap menerapkan program tersebut. Terlebih karena sekolah hanya sebagai penerima yang menyalurkan makanan kepada siswa.
“Tapi untuk pelaksanaan kami siap, sekolah hanya penerima jadi kami siap. Tapi formulasinya mau seperti apa ini belum diterima,” tambahnya.