Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus memperkuat gerakan literasi dengan langkah strategis yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Salah satu upaya dengan mengajak masyarakat menyumbangkan buku ke perpustakaan.
Poin Penting:
-
Pemprov Lampung gencarkan gerakan literasi untuk meningkatkan budaya membaca masyarakat.
-
Perpustakaan didorong menjadi pusat literasi, bukan sekadar tempat menyimpan buku.
-
Literasi Lampung diharapkan menopang visi Indonesia Emas 2045.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Lampung, Fitrianita Damhuri, menegaskan literasi Lampung merupakan mitra penting pemerintah dalam membangun masyarakat cerdas, kritis, dan berdaya. Menurutnya, budaya membaca dan menulis tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan kolektif masyarakat.
“Gerakan literasi Lampung harus menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri karena literasi hanya bisa tumbuh jika masyarakat ikut berperan,” kata Fitrianita, Jumat, 26 September 2025.
Baca juga: Literasi Lampung menuju Indonesia Emas 2045
Sumbang Buku Perkuat Koleksi Perpustakaan
Fitrianita juga menekankan koleksi buku perpustakaan Lampung masih belum sebanding dengan jumlah penduduk. Karena itu, ia mendorong partisipasi masyarakat agar bersedia menyumbangkan buku-buku layak baca.
“Daripada buku tidak terpakai hanya menumpuk di gudang, lebih baik menyumbangkan ke perpustakaan. Dengan begitu, buku bisa bermanfaat untuk masyarakat luas,” katanya.
Langkah ini juga sejalan dengan upaya Pemprov Lampung memperkuat gerakan literasi masyarakat yang berfokus pada ketersediaan bahan bacaan berkualitas. Ia berharap media massa, komunitas, hingga sekolah juga dapat berkontribusi dalam memperbanyak koleksi pustaka.
Komitmen Tingkatkan Budaya Literasi
Meski mengakui masih ada keterbatasan koleksi, Pemprov Lampung berkomitmen menambah jumlah dan kualitas buku secara bertahap. Upaya tersebut didukung dengan pengembangan layanan perpustakaan yang lebih ramah pengunjung.
“Perpustakaan tidak boleh hanya jadi tempat penyimpanan buku. Perpustakaan juga harus hidup, menarik, dan mampu membangkitkan minat baca masyarakat,” kata Fitrianita.
Selain itu, Pemprov Lampung juga terus mendorong digitalisasi layanan agar masyarakat lebih mudah mengakses literatur. Dengan langkah tersebut, harapannya gerakan literasi Lampung tumbuh lebih cepat dan merata.
Literasi Fondasi Indonesia Emas 2045
Gerakan literasi Lampung bukan hanya soal membaca, tetapi juga tentang membangun kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan keterampilan digital. Fitrianita menegaskan literasi harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Lampung.
“Harapan kami, dengan dorongan peningkatan literasi, minat membaca masyarakat semakin tinggi. Perpustakaan bisa menjadi ruang belajar yang hidup serta bermanfaat bagi semua kalangan,” ujarnya.