Bandar Lampung (Lampost.co) — Epidemiolog Ismen Muchtar mengimbau masyarakat untuk memperhatikan kebersihan lingkungan.
Hal itu untuk menanggapi Dinas Kesehatan Lampung yang mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) mencapai 4.151 orang pada Januari hingga April 2024.
Dia menyebut nyamuk aedes aegypti penyebab DBD berkembang biak di genangan air yang sebagian besar justru tercipta karena manusia.
BACA JUGA: Kasus DBD di Lampung Periode Januari-April 2024 Capai 4.151
Terlebih, saat memasuki musim hujan terdapat genangan air yang menjadi tempat nyamuk bertelur sehingga jumlahnya makin banyak.
“Tempat nyamuk bertelur bisa di selokan, kubangan, rawa, atau genangan air yang biasanya manusia buat. Jadi, tempat berkembang biak nyamuk itu kita sendiri yang sediakan,” kata Ismen, Senin, 27 Mei 2024.
Hal itu sudah menjadi pengetahuan umum dan hampir setiap orang menyadarinya. Namun, masyarakat tetap tidak sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah DBD. “Ini menggambarkan betapa lalainya dalam pencegahan,” kata dia.
Dia melanjutkan nyamuk aedes aegypti membutuhkan waktu sekitar 10 hari dari telur hingga dewasa. Untuk itu, pembersihan sarang nyamuk rutin setiap minggu sangat perlu guna mencegah nyamuk berkembang biak.
Sementara, fogging bukan untuk pencegahan massal karena hanya merespons kasus yang sudah terjadi. Fogging hanya menargetkan nyamuk dewasa, sedangkan jentik di air tidak terpengaruh.
Namun, pemberantasan sarang nyamuk bisa berlangsung serentak dan berkala mulai dari tingkat RT, kelurahan, hingga kecamatan. “Keberhasilan upaya itu terlihat dari angka bebas jentik (ABJ) dengan indikator capaian minimal 95 persen,” kata dia.