Bandar Lampung (Lampost.co)*– Masyarakat umumnya mengenal Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) sebagai tim yang mengibarkan bendera pada Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa Paskibraka juga memiliki tim penurun bendera pusaka yang bertugas pada sore hari, setiap 17 Agustus.
Meski kerap luput dari sorot kamera dan perhatian publik, tugas tersebut menjadi kebanggaan bagi Almira Ramadhani, siswi kelas XI SMAN 9 Bandar Lampung. Tahun ini, ia sebagai pembawa baki pada upacara penurunan duplikat bendera pusaka di Pemkot Bandar Lampung.
“Saya sangat bangga karena proses mencapai titik ini melalui persiapan yang menguras tenaga dan pikiran,” ujarnya di sela latihan di halaman Kantor Pemkot Bandar Lampung.
Seperti tim pengibaran, pasukan penurun bendera juga melalui seleksi ketat. Prosesnya mulai dari tingkat sekolah hingga kota, meliputi tes fisik, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), hingga tes kepribadian.
“Seleksi sejak Maret dan diumumkan pada Juni. Alhamdulillah, saya lolos menjadi Tim Paskibraka tingkat kota,” katanya.
Mimpi yang Terwujud
Kebanggaan serupa juga terasa di hati Wayan Okta Tri Anugerah, rekan Almira dari SMAN 9 Bandar Lampung. Ia menjadi salah satu dari tiga anggota yang bertugas menurunkan bendera pusaka tahun ini.
“Posisi ini adalah mimpi yang terwujud. Tidak semua orang bisa menjadi bagian dari Tim Paskibraka, apalagi penurun bendera pusaka,” ungkapnya.
Wayan mengaku telah berlatih fisik rutin sejak Agustus 2024 dan mempelajari alat musik tradisional untuk penampilan saat seleksi. “Perjuangan saya panjang, tapi hasilnya sepadan dengan kebanggaan ini,” tutupnya. (Umar Robbani)