Bandar Lampung (Lampost.co)– Pelopor Moderasi Beragama Kementerian Agama, Pdt. Ferdinand Watti, mengunjungi Lampung dalam rangka misi kerukunan umat beragama Jum’at, 28 Juni 2024.
Kunjungan tersebut berlangsung di Vihara Senapati Pasar Panjang. Hadiri pada kegiatan tersebut berbagai tokoh agama dan lintas agama, termasuk dari vihara-vihara setempat.
Agenda utama kunjungan ini adalah untuk memperkuat moderasi beragama dan kerukunan antar umat beragama di Lampung.
Pdt. Ferdinand yang telah 12 tahun aktif di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), menjelaskan kunjungan ini merupakan kesempatan untuk mengenal lebih dekat masyarakat Lampung.
Terlebih selama ini ia sering turun ke Lampung untuk membantu gereja-gereja yang mengalami hambatan dalam kegiatan ibadah.
Beberapa kasus yang terungkapnya termasuk Gereja Kristen Kalam Bahagia Bandar Lampung pada 2022, dan Gereja Penyebaran Injil di Tulangbawang pada Desember 2021 yang mengalami gangguan saat perayaan Natal.
Pesan utama Pdt. Ferdinand pada kunjungan vihara ini yaitu mengingatkan akan pentingnya menjaga toleransi dan moderasi antar umat beragama.
Kerukunan itu bukan hanya saling memahami tetapi juga saling membantu. Moderasi dan toleransi itu bukan hanya sekedar tidak saling menggunggu tetapi justru saling membantu.
“Karena saya orang Manado, di sana umat Muslim juga ikut menjaga gereja saat Natal,” katanya, Jum’at, 28 Juni 2024.
Pesan utama dalam kunjungannya ke Lampung menurutnya adalah mengawal Indonesia dari hal-hal yang bisa merusak hubungan baik khususnya dalam hal ini antar agama.
“Ketika agama rukun Indonesia akan maju, investasi akan masuk dan ekonomi menjadi tumbuh dan pembangunan akan berjalan,” ucapnya.
Ketua Forum Komunikasi Umat Kristiani (FKUK) Lampung, Pdt. Ivan Sitorus, menyambut baik kegiatan ini.
Menurutnya ini merupakan momentum bagi para umat beragama bersatu dan jaring aspirasi sampai pada akat rumput.
“Setelah dari Bandar Lampung, saya akan mengajak beliau ke Tulang Bawang Barat dan kemudian ke gereja yang pernah mengalami persekusi,” ucapnya.
Kekuatan Indonesia
Perwakilan NII Crisis Centre, Ken Setiawan menambahkan, pentingnya konsep kebhinekaan yang menjadi kekuatan Indonesia.
Yang terpenting dalam hidup bermasyarakat menurutnya adalah bisa hidup rukun walaupun dengan latar belakang berbeda-beda.
Hal ini menjadi satu kekuatan yang tidak dimiliki oleh bangsa lain, maka dari itu rakyat Indonesia menurutnya patut bersyukur tinggal di Indonesia dengan konsep kebhinekaan, dan bisa bersatu dan duduk bersama.
“Toleransi bukan hanya lisan tetapi direalisasikan dalam realitas bahwa manusia itu sejatinya adalah bertuhan. Tuhan hadir dalam realitas kehidupan kita,” katanya.
Sementara itu, ketua Kelenteng Senapati Tri Darma, Jhonny Sartius, juga memberikan tanggapan positif. Ia mengaku senang dengan berkumpulnya seluruh umat beragama dalam satu forum.
“Semoga kunjungan ini bisa menjadi semangat bagi para umat beragama untuk saling menjaga kerukunan ke depannya,” ujarnya.