Bandar Lampung (Lampost.co) — Permasalahan gizi merupakan masalah serius. Berdasarkan data Kemenkes, ada 70.180 orang mengalami permasalahan gizi dan 2.568 balita memiliki berat badan kurang.
Menanggapi hal itu, Ahli Gizi Klinik dr. Muningtya Phillyanisa Alam menyampaikan, banyak faktor yang menyebabkan permasalahan gizi, termasuk di Lampung. Masalah itu bisa muncul dari faktor maternal atau ibu, anak, hingga lingkungan.
Dari faktor maternal salah satunya karena jarak kelahiran yang terlalu pendek. Kemudian terjadi infeksi saat hamil, status gizi ibu, serta perawakan ibu terlalu pendek saat hamil.
Baca Juga:
DPRD Bandar Lampung akan Anggarkan Program Makan Bergizi Gratis
“Kemudian kehamilan remaja juga bisa menimbulkan permasalahan gizi,” ungkapnya, Selasa, 11 September 2024.
Selain itu dari faktor anak, permasalahan gizi bisa terjadi karena imunisasi dasar yang tidak lengkap dan nafsu makan anak rendah sehingga sering mengalami sakit.
Berat badan lahir rendah, kelainan genetik, dan lahir prematur juga bisa jadi penyebab masalah gizi anak.
Pemberian ASI secara eksklusif pada usia 0-6 bulan juga penting dalam mencegah masalah gizi. Serta ibu kerap menghentikan pemberian ASI terlalu cepat dengan berbagai alasan.
“Anak tidak mendapatkan MPASI yang sempurna, sehingga anak tidak mendapatkan kalori yang cukup,” jelasnya.
Faktor Lingkungan
Faktor yang cukup berpengaruh juga adalah lingkungan tempat tinggal. Anak kerap tinggal di satu rumah dengan penghuni yang terlalu ramai. Kemudian kesadaran kebersihan lingkungan yang rendah dan akses air bersih yang terbatas.
Terkait hal itu, dr Muningtyas Phillyanisa Alam mengatakan, penanganan masalah gizi di Lampung harus kita tangani secara lintas sektor. Tidak bisa hanya mengandalkan sektor kesehatan untuk menekan angka permasalahan gizi.
Pemerintah mesti bisa menemukan akar masalah dalam kasus tersebut. Sehingga pemerintah bisa melakukan evaluasi dan menentukan langkah penanganan. Hal tersebut bisa kita lakukan dengan pendataan masyarakat yang mengalami permasalahan gizi.
Dari pendataan itu, pemerintah bisa mengetahui penyebab permasalahan gizi yang masyarakat alami. Dengan begitu, pemerintah bisa memberikan solusi sesuai yang masyarakat butuhkan.
“Kita harus menyelesaikan akarnya, kalau tidak maka akan sulit menuntaskan permasalahan gizi ini,” pungkasnya.