Bandar Lampung (Lampost.co) — Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Lampung masih berada di bawah rata-rata nasional. IPLM Lampung tercatat 64,81 poin, sedangkan IPLM Nasional 73,75 poin.
Begitu pun indeks tingkat kegemaran membaca (TGM) yang masih berada di angka 67,67 poin atau di bawah rata-rata nasional yang nilainya 72,44 poin.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Lampung, Fitrianita Damhuri, mengungkapkan kondisi itu menjadi tantangan. Untuk itu, butuh kolaborasi berbagai pihak agar IPLM dan TGM Lampung meningkat.
“Memang posisi IPLM masih di bawah rata-rata nasional. Jadi butuh support dari semua pihak untuk meningkatkan keduanya,” ujarnya, Senin, 11 Agustus 2025.
Menurutnya, sejumlah indikator IPLM harus meningkat agar nilainya terungkit naik. Di antaranya pemerataan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi perpustakaan, ketercukupan tenaga perpustakaan, dan tingkat kunjungan perpustakaan.
Kemudian pembinaan perpustakaan agar sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP) dengan melibatkan aspek sosial atau masyarakat, serta indikator jumlah anggota perpustakaan.
“Indikator yang cukup beragam tersebut dengan bekerjasama sehingga ke depan akan semakin kami tingkatkan,” kata dia.
Pihaknya juga mendorong akreditasi perpustakaan, bukan hanya di tingkat provinsi, tetapi hingga tingkat kabupaten/kota bahkan kelurahan.
Dorongan melalui kebijakan intervensi di sektor pendidikan untuk penguatan literasi juga dengan budaya membaca selama sepuluh menit sebelum pelajaran mulai.
“Kami ber koordinasi juga dengan Disdik agar perpustakaan sekolah menjadi sumber pustaka literasi bagi siswa, guru, warga sekolah,” ungkapnya.
Selain itu, peran bunda literasi di kabupaten/kota harus semakin kuat melalui pembentukan tim literasi. Hal itu bias meluaskan program literasi ke seluruh daerah di Lampung.
“Ada kegiatan peningkatan kapasitas bunda literasi, pendampingan komunitas untuk menyukseskan program-program peningkatan literasi,” kata dia.