Bandar Lampung (Lampost.co) — Memasuki musim peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan membuat potensi penyebaran penyakit menjadi lebih rentan. Potensi itu banyak terjadi pada penyebaran penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD) dan diare.
Ahli epidemiolog, Ismen Mukhtar, menjelaskan untuk menghindari penyebaran penyakit itu, masyarakat harus mendapatkan wawasan mengenai langkah-langkah yang dapat diambil untuk memitigasi penyebaran penyakit selama musim hujan.
Menurut Ismen, untuk penyakit yang datang saat musim penghujan dalam banyak kasus sering mengakibatkan Demam Berdarah Dengue (DBD) serta diare akibat air minum yang dikonsumsi tercemar.
“Air adalah salah satu faktor kunci dalam penyebaran penyakit-penyakit ini selama musim hujan. Karena dia bisa jadi sarang nyamuk sekaligus tempat bakteri berkembang,” ujarnya saat diwawancara pada Rabu, 8 November 2023.
Epidemiolog ini juga mengingatkan tentang potensi fatal DBD yang memiliki potensi yang tinggi dalam aspek kesehatan masyarakat. Di mana menurutnya hampir sebagian besar kehadiran air bersih yang menjadi sarang nyamuk adalah buatan manusia. Oleh karenanya kesadaran masyarakat akan menjaga lingkungan adalah yang paling utama dalam memerangi DBD.
“Dengan genangan air di kaleng bekas, bekas pot bunga, atau selokan agar bisa dibersihkan sejak dini sebelum jadi tempat nyamuk bertelur,” jelasnya.
Selain penyebaran penyakit yang merugikan kesehatan, musim penghujan juga bisa memberikan kerugian lain dalam bentuk materil. Potensi banjir dan tanah longsor menurutnya harus menjadi perhatian masyarakat dan juga pemerintah.
Kesiapsiagaan dan mitigasi bencana penting untuk dilakukan guna mencegah kerugian yang lebih besar dari dampak bencana alam yang ditimbulkan.
“Longsor dan banjir ini pasti sudah bisa dipetakan di daerah-daerah mana saja, berbeda dengan gempa. Sehingga masyarakat harus benar-benar waspada dan melakukan upaya-upaya mitigasi supaya mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Ricky Marly