Bandar Lampung (Lampost.co) — Universitas Malahayati mendapatkan penghargaan Nasional Dharma Karya Kencana dari BKKBN. Penghargaan itu langsung Rektor Universitas Malahayati, Ahmad Farich, terima pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Semarang, Jumat, 28 Juni 2024.
Penghargaan Dharma Karya Kencana Universitas Malahayati itu atas keberhasilan terlibat aktif dalam percepatan penurunan stunting di Lampung.
Rektor Universitas Malahayati, Ahmad Farich, mengatakan pengentasan stunting menjadi wujud peran perguruan tinggi dalam mempersiapkan generasi emas 2045.
BACA JUGA: Stunting di Bandar Lampung Tersisa 399 Kasus
Upaya itu dengan berbagai langkah strategis salah satunya melibatkan peran mahasiswa dan dosen. Mereka turun ke daerah-daerah di setiap kabupaten untuk memberikan penyuluhan sekaligus sosialisasi kepada masyarakat.
“Upaya itu melalui program kuliah kerja lapangan (KKL) serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Farich, saat menerima kunjungan Pemimpin Perusahaan Lampung Post, Iskandar Zulkarnain dan Pemimpin Redaksi Abdul Gofur, di Gedung Rektorat Universitas Malahayati lantai 5, Jumat, 5 Juli 2024.
Dia menyebut ada sekitar 600 mahasiswa dari 20 program studi setiap tahunnya terlibat dalam program itu. Sasarannya tidak hanya ibu-ibu, tetapi juga bapak-bapak yang harus ikut andil dalam menyukseskan program sehat bagi perkembangan anak-anak dan keluarga di sekitarnya.
Sebagai upaya mewujudkan generasi emas yang unggul, dia menyebut persiapan tersebut harus sejak sebelum menikah. Mulai dari memilih pasangan yang sehat, proses kehamilan, menyusui, hingga perkembangan anak.
Berdasarkan hasil kajian, tingginya kasus stunting di Indonesia karena tingkat pengetahuan masyarakat yang masih minim, khususnya dalam 1.000 hari kehidupan awal.
“Keberhasilan untuk mencapai Indonesia emas 2045 itu taktiknya harus mulai hari ini. Kita berperilaku sehat dan selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi,” kata dia.
Menurut dia, pengentasan stunting tidak terlepas dari pemenuhan gizi dan makanan yang sehat. Untuk itu, pengembangan produk dari daun kelor saat ini masih terus Universitas Malahayati galakkan.
Sebab, tanaman itu mengandung banyak khasiat. Untuk itu, pihaknya mengolah daun kelor menjadi berbagai makanan sehat, seperti biskuit, kue, dan aneka cemilan.
“Ternyata banyak makanan di sekitar kita yang justru lebih murah dan lebih memiliki banyak kandungan gizi, salah satunya daun kelor. Ini perlu berkembang di masyarakat sehingga bisa mengolah dan memanfaatkan sendiri,” katanya.