Gaza(Lampost.co)—Serangan terbaru Israel di Jalur Gaza bagian utara pada Sabtu (22/6/2024) kemarin telah menewaskan sedikitnya 39 orang.
Fadel Naem, direktur Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza, mengatakan pihaknya telah menerima puluhan jenazah sepanjang Sabtu kemarin.
Pada hari yang sama, Israel mengatakan sejumlah jet tempurnya telah menyerang dua lokasi militer kelompok pejuang Hamas di Kota Gaza. Namun, mereka tidak mengelaborasi lebih lanjut.
Mengutip dari Euronews, Minggu (23/6/2024), puluhan kematian ini terjadi sehari. Sebelumnya 25 orang tewas dalam serangan Israel terhadap kamp pengungsi, dengan 50 lainnya terluka di dekat kota selatan Rafah.
Israel mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa mereka terus beroperasi di Gaza Tengah dan Selatan. Dan juga melanjutkan invasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari pertempuran.
Sebagian besar warga Palestina telah meninggalkan Rafah, tetapi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan tidak ada tempat lagi di Gaza yang benar-benar aman. Dan kondisi kemanusiaan juga sangat buruk karena keluarga berlindung di tenda-tenda dan apartemen sempit tanpa makanan, air atau persediaan medis.
Sementara itu, sebuah serangan terpisah lainnya oleh Israel pada Sabtu kemarin di Lembah Bekaa di timur Lebanon menewaskan seorang petinggi sayap militer dari kelompok Jamaah Islamiyah asal Lebanon. Sosok tersebut adalah korban tewas ketujuh akibat serangan Israel di Lebanon sejak perang Gaza berlangsung.
Perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober 2023 ketika Hamas menyerbu Israel Selatan dan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya. Israel membalas dengan membombardir dan menginvasi Gaza, menewaskan lebih dari 37.400 warga Palestina di sana, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Demonstrasi Warga Israel
Masih pada hari Sabtu, tentara Israel mengatakan seorang pria Israel tewas tertembak di Kota Qalqilya di Tepi Barat utara, tempat pasukan Israel menembak mati dua militan pada Jumat lalu. Ini merupakan kekerasan terbaru di Tepi Barat sejak perang Israel-Hamas.
Setidaknya 549 warga Palestina di Tepi Barat telah tewas akibat serangan Israel sejak perang berlangsung, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Pada periode yang sama, warga Palestina di Tepi Barat telah menewaskan sedikitnya sembilan warga Israel, termasuk lima tentara, menurut data PBB.
Warga negara Israel dilarang memasuki Qalqilya dan wilayah lain di Tepi Barat yang berada di bawah kendali Otoritas Palestina (PA).
Kemarahan di seluruh negeri meningkat terhadap penanganan pemerintah terhadap perang di Gaza dan krisis penyanderaan. Pada hari Sabtu itu, puluhan ribu warga Israel berdemonstrasi di Tel Aviv dalam menuntut pemilihan umum baru dan agar pemerintah segera membawa pulang para sandera.