Pyongyang (Lampost.co)—Kim Yo-Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un, tegas membantah adanya pertukaran senjata dengan Rusia. Dia menegaskan hal itu melalui Kantor Berita Pusat Korea(KCNA), Jumat (17/5/2024).
Sebelumnya Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menuduh Korea Utara mentransfer senjata ke Rusia untuk melawan Ukraina. Baik Moskwa maupun Pyongyang membantah tuduhan tersebut, namun tahun lalu berjanji memperdalam hubungan militer.
Hubungan antara kedua negara telah menguat secara dramatis setelah kunjungan Kim Jong-Un ke timur jauh Rusia pada September. Dan pertemuan puncak dengan Presiden Vladimir Putin.
“Laporan kesepakatan senjata Korea Utara-Rusia adalah salah dan merupakan teori paling tidak masuk akal. Siapa pun tidak pantas mengevaluasi atau menafsirkannya,” tegas Kim Yo-Jong, menurut laporan KCNA, yang VOA News kutip.
“Pengembangan senjata Korea Utara tidak untuk ekspor tetapi untuk pertahanan melawan Korea Selatan,” ungkap Yo-Jong.
Korea Utara dan Selatan secara teknis masih berperang karena konflik mereka pada tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian.
Sanksi Baru
Sementara itu, Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru pada Kamis (16/5/2024) terhadap dua individu Rusia dan tiga perusahaan Rusia karena memfasilitasi transfer senjata antara Rusia dan Korea Utara. Termasuk rudal balistik untuk perang di Ukraina.
Puing-puing dari sebuah rudal yang mendarat di Kota Kharkiv, Ukraina, pada 2 Januari, berasal dari rudal balistik seri Hwasong-11 Korea Utara. Demikian kata pemantau sanksi PBB kepada komite Dewan Keamanan dalam sebuah laporan yang Reuters lihat.
Para pemimpin mitra utama Korea Utara, Tiongkok, dan Rusia, bertemu pada hari Kamis dan mengkritik Washington dan sekutunya atas “intimidasi di bidang militer” terhadap Korea Utara. Demikian menurut pernyataan bersama Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Di tengah meningkatnya kemitraan antara Moskwa dan Pyongyang, Duta Besar Korea Utara untuk Rusia pada hari Kamis (16/5/2024) menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai boneka AS. Selain itu juga mengatakan Rusia akan menang dalam konfliknya dengan Kiev, KCNA melaporkan.