Jakarta (Lampost.co) — Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin pada Kamis (7/11) menyatakan Israel masih perlu melakukan upaya lebih banyak lagi kendati telah membuat beberapa kemajuan dalam mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
“Kami telah membuat sedikit kemajuan tetapi masih ada yang harus dicapai,” kata Austin kepada wartawan di Florida.
Bulan lalu, Austin dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengirim surat kepada mitra Israel mereka guna mendesak perbaikan kondisi kemanusiaan di Gaza dalam waktu 30 hari atau menghadapi risiko embargo senjata dari Amerika Serikat.
Baca juga: Situasi Kemanusiaan di Gaza Belum Berubah, Israel Terancam Kehilangan Bantuan Militer
“Saya tidak akan mengomentari isi surat ini secara spesifik saya, Sekretaris Blinken, dan rekan kami yang memang tidak untuk konsumsi publik,” ujar Austin.
Israel terus melancarkan serangan dahsyat ke Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023, yang telah menewaskan hampir 43.500 orang dan membuat wilayah tersebut nyaris tidak layak huni.
Sebelumnya, PBB terus berusaha mengirim konvoi truk sebagai bantuan tetapi Israel tidak mengizinkan makanan dan air masuk ke Jalur Gaza.
“Satu-satunya bantuan PBB yang Israel perbolehkan sejak awal agresi sebulan lalu ialah pasokan rumah sakit selama misi evakuasi medis,” kata juru bicara PBB Stephanie Tremblay kepada wartawan.
Dia mengatakan Israel mencegah sekitar 75.000 hingga 95.000 warga Palestina di utara menerima barang-barang penting untuk kelangsungan hidup mereka.
Tremblay mengatakan bahwa seluruh penduduk di Gaza utara berada pada risiko kematian akibat penyakit, kelaparan, dan kekerasan.
Tremblay menambahkan bahwa pengeboman dan operasi darat Israel menghalangi pekerja kemanusiaan untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan dan Israel telah memerintahkan warga Palestina di beberapa bagian Gaza untuk melarikan diri.