Kyiv (Lampost.co)—Angkatan udara Ukraina mengatakan satu pesawat tempur F-16 yang mereka terima dari mitra Barat-nya jatuh. Jet tempur tersebut jatuh pada Senin (26/8/2024), ketika Rusia meluncurkan serangan rudal dan pesawat nirawak yang signifikan ke Ukraina.
Jet tersebut jatuh saat menangkis serangan udara Rusia. Pilotnya tewas dalam insiden tersebut.
Ini menandai pertama kali jet tempur F-16 hilang di Ukraina. Pesawat tempur tersebut tiba di negara tersebut pada akhir Juli.
Kementerian Pertahanan Ukraina sedang menyelidiki kecelakaan tersebut.
Sebelumnya pada Kamis (29/8/2024), militer Ukraina mengatakan Rusia menyerang pada malam hari dengan 74 pesawat nirawak dan tiga rudal berpemandu. Mereka mengeklaim pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 60 pesawat nirawak tersebut.
“Intersepsi tersebut terjadi di wilayah Cherkasy, Dnipropetrovsk, Donetsk, Kharkiv, Kherson, Kirovohrad, Kyiv, Poltava, dan Sumy,” kata militer Ukraina, yang VOA lansir, Jumat (30/8/2024).
Serangan Drone
Pejabat di Kyiv mengatakan ibu kota Ukraina menghadapi serangan pesawat nirawak putaran ketiga dalam empat hari. Serhiy Popko, kepala administrasi militer kota, mengatakan di Telegram peringatan udara berlaku selama hampir enam jam dan tidak ada satu pun drone yang mengenai target mereka.
Personel layanan Ukraina menggunakan lampu sorot saat mereka mencari drone di langit di atas kota selama serangan drone Rusia di Kyiv, Kamis (29/8/2024).
Popko melaporkan puing-puing dari drone yang jatuh menghantam bangunan tempat tinggal di tiga distrik di Kyiv, tetapi dia tidak melaporkan adanya korban jiwa.
Serhiy Lysak, gubernur wilayah Dnipropetrovsk Ukraina, mengatakan pertahanan udara menembak jatuh lima drone Rusia. Dia mengatakan Rusia juga menyerang wilayah itu dengan artileri, dan menyebabkan kantor pos, katedral, dan kabel listrik rusak.
Pada Kamis, satu orang tewas dan enam orang terluka selama penembakan Rusia di Kota Kostiantynivka di Ukraina Timur, kata gubernur setempat.
Gubernur Donetsk, Vadym Filashkin, mengatakan serangan terjadi hanya beberapa mil dari garis depan. Kota itu hampir setiap hari menjadi sasaran tembakan musuh.
Izin Gunakan Senjata
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan kepada wartawan di Brussels menjelang pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa pada Kamis bahwa Ukraina meminta sekutu yang menyediakan senjata bagi Ukraina mengizinkan pasukan Ukraina menggunakan senjata tersebut untuk menyerang target militer yang sah di dalam Rusia.
Kuleba mengatakan tujuan utama Ukraina adalah untuk dapat menyerang lapangan udara yang digunakan Rusia untuk meluncurkan pesawat pengebom guna menyerang pasukan dan infrastruktur Ukraina.
“Jika kami dipasok dengan rudal dalam jumlah yang cukup, jika kami diizinkan untuk menyerang, kami akan secara signifikan mengurangi kapasitas Rusia untuk menimbulkan kerusakan pada infrastruktur penting kami. Dan kami akan memperbaiki situasi bagi pasukan kami di darat,” kata Kuleba.
Kuleba juga mendesak sekutu untuk memperpendek jarak antara saat mereka menjanjikan bantuan militer dan saat bantuan itu dikirimkan ke pasukan Ukraina, dengan mengatakan terkadang waktu tunggunya “terlalu lama.”
Sementara itu, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan akan mendorong negara-negara anggota memenuhi komitmen mereka dan mencoba meningkatkan dukungan untuk Ukraina.
“Jelas bahwa pasukan Ukraina yang diperlengkapi dengan baik dapat mengubah arah perang. Tidak hanya mempertahankan diri tetapi juga memukul mundur invasi,” kata Borrell.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, di Pentagon pada hari Jumat. Wakil juru bicara pers Pentagon Sabrina Singh mengatakan Austin akan mendapatkan pembaruan medan perang, termasuk serangan ke wilayah Kursk, Rusia.
“Menteri akan menegaskan kembali dukungan Amerika Serikat yang tak tergoyahkan untuk Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia,” tegasnya.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan telah menembak jatuh enam pesawat nirawak Ukraina pada Kamis. Pencegatan berlangsung di wilayah Belgorod dan Bryansk serta Semenanjung Krimea yang Rusia duduki. Kementerian juga mengatakan pihaknya menggagalkan upaya serangan pesawat tak berawak laut yang menuju Krimea.