Moskwa (Lampost.co)—Pemerintah Rusia mengevakuasi puluhan ribu warga dari wilayah perbatasan Kursk pada Sabtu (10/8/2024) di tengah invasi besar-besaran Ukraina. Moskwa juga meluncurkan “operasi antiteror” dalam menahan serangan negara tetangganya itu.
Dalam menghalau invasi Ukraina ini, Rusia memperingatkan pertempuran di wilayah Kursk dapat membahayakan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Mengutip Times of Malta, Minggu (11/8/2024), sekelompok unit militer Ukraina telah menyerang perbatasan Rusia pada Selasa pagi. Sejauh ini merupakan serangan terbesar dan tersukses Kyiv dalam konflik yang telah berlangsung 2,5 tahun.
Pasukan Ukraina telah maju beberapa kilometer di area perbatasan. Hal itu memaksa tentara Rusia segera mengerahkan kekuatan cadangan dan peralatan tambahan—meskipun tidak ada pihak yang memerinci pasti jumlahnya.
Pejabat setempat memerinci skala evakuasi warga sipil dari kota-kota dan desa-desa yang dekat dengan zona pertempuran.
“Lebih dari 76.000 orang telah mengungsi sementara ke tempat-tempat yang aman,” kantor berita milik Pemerintah Rusia, TASS, mengutip seorang pejabat dari kementerian situasi darurat regional dalam jumpa pers, Sabtu (10/8/2024).
Bantuan darurat telah tersalurkan ke daerah perbatasan. Dan kereta tambahan ke ibu kota Moskwa telah siap bagi orang-orang yang menyelamatkan diri dari pertempuran.
“Perang telah menimpa kita,” ucap seorang wanita yang menolak menyebutkan namanya kepada AFP setelah tiba di stasiun kereta Moskwa, Jumat (9/8/2024).
Namun, pada Sabtu malam, sirine serangan udara berbunyi di ibu kota Ukraina, Kyiv.
Wartawan AFP mencatat dua kilatan cahaya di langit malam dan angkatan udara Ukraina mengatakan lima wilayah lainnya telah diserang pesawat tanpa awak (drone).