Rafah (Lampost.co)—Israel mengerahkan tank melakukan serangan ke Rafah. Kemungkinan perang dengan Hamas di Gaza akan berlanjut sepanjang tahun, setelah Washington mengatakan serangan Rafah bukanlah operasi darat besar-besaran yang akan memicu perubahan kebijakan Amerika Serikat (AS).
Meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional untuk mengakhiri serangannya ke kota dengan banyak warga Palestina berlindung dari pengeboman yang meluas, tank-tank Israel bergerak ke jantung Kota Rafah untuk pertama kalinya pada Selasa (28/5/2024).
Esok hari, penduduk Rafah mengatakan tank-tank tersebut telah memasuki Tel Al-Sultan di Rafah Barat dan Yibna, dekat Shaboura Tengah sebelum mundur menuju zona penyangga di perbatasan dengan Mesir.
“Kami menerima panggilan darurat dari warga di Tel Al-Sultan di mana drone menargetkan warga yang mengungsi saat mereka pindah dari daerah tempat mereka tinggal menuju daerah aman,” ujar wakil direktur ambulans dan layanan darurat di Rafah, Haitham al Hams, kutip ABC News, Kamis (30/5/2024).
Sementara itu, Israel mengatakan militernya menguasai tiga perempat zona penyangga di perbatasan Mesir dan bertujuan mengendalikan semuanya dalam mencegah penyelundupan senjata oleh Hamas.
Perbatasan Tertutup
Menteri Kesehatan Palestina, Majed Abu Ramadan, mengatakan tidak ada indikasi pembukaan kembali penyeberangan perbatasan Rafah untuk menerima bantuan dalam waktu dekat.
“Ada 19 warga sipil tewas dalam serangan udara dan penembakan Israel di Gaza,” ujarnya.
Israel menuduh militan Hamas bersembunyi di antara warga sipil, tetapi militan tersebut membantahnya.
Berlanjut Sepanjang 2024
“Pertempuran di Gaza setidaknya akan berlanjut sepanjang tahun 2024,” kata Penasihat Keamanan Nasional Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Tzachi Hanegbi.
Hanegbi mengisyaratkan Israel belum siap mengakhiri perang seperti permintaan Hamas. Hal itu sebagai bagian dari kesepakatan yang akan melibatkan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina.
“Pertempuran di Rafah bukanlah perang yang sia-sia,” katanya. Dia menegaskan kembali tujuannya mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza, serta menghentikan serangan Hamas dan sekutunya terhadap Israel.
Sekutu terdekat Israel, AS menegaskan kembali penolakannya terhadap serangan darat besar-besaran Israel di Rafah pada Selasa (28/5/2024). Mereka mengatakan tidak yakin operasi semacam itu sedang terjadi.
“Mediator Qatar akan menyampaikan proposal gencatan senjata terbaru Israel dan pembebasan sandera kepada Hamas pada Selasa (28/5/2024),” kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut.
Belum ada pernyataan langsung Hamas pada Rabu (29/5/2024), yang mengatakan perundingan tidak berguna kecuali Israel mengakhiri serangan di Rafah.
Sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan mereka menghadapi pasukan penyerang di Rafah dengan roket anti-tank, bom mortir, dan alat peledak yang mereka tanam.
“Tiga tentara Israel tewas dan tiga lainnya terluka parah,” kata militer Israel.
Menurut laporan radio publik Kan, ada alat peledak yang meledak di sebuah gedung Rafah. Pejabat kesehatan Palestina juga mengatakan beberapa orang terluka akibat tembakan Israel di Rafah Timur dan gudang bantuan dibakar.
Di sisi lain, warga mengatakan pengeboman Israel yang terus menerus semalaman menghancurkan banyak rumah di daerah tersebut. Wilayah itu menjadi tempat pengungsian sebagian besar orang setelah perintah Israel untuk mengungsi.
“Sinyal internet dan seluler mati di beberapa bagian timur dan barat ketika Israel menyerang,” kata kantor berita pro-Hamas Shehaba.
Militer Israel tersebut mengatakan mereka tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut. (Theresia Vania Somawidjaja)