Jakarta (Lampost.co) — Israel mengeklaim pada Jumat, 27 September 2024 bahwa serangan udara yang dilakukan pada Selasa, 24 September 2024 di pinggiran selatan Beirut mengakibatkan kematian tiga pejabat Hizbullah.
Awalnya, tentara Israel mengumumkan terbunuhnya Mohammed Qabisi. Namun kemudian mengatakan pejabat lainnya juga tewas dalam serangan yang sama.
“Serangan yang dilakukan oleh tentara pada Selasa di Beirut selatan menyebabkan kematian Mohammed Qabisi, komandan unit rudal di Hizbullah, serta wakilnya Abbas Ibrahim Sharaf al-Din, dan Hussein Hani pejabat lain di dalam sistem rudal,” demikian pernyataan yang dikeluarkan.
Baca juga: Palestina Minta AS Berhenti Kirim Senjata untuk Israel
Militer mengatakan bahwa dalam serangan udara lain, Jihad Shafiq Khazal Khanfar, pejabat lain di sistem rudal darat-ke-darat Hizbullah, berhasil di eliminasi.
Hizbullah tidak segera mengomentari klaim militer Israel tersebut. Namun, kelompok Lebanon pada Rabu telah mengonfirmasi kematian Qabisi.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak perang Israel di Gaza. Perang itu telah menewaskan lebih dari 41.500 orang menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada Oktober tahun lalu.
Pengeboman Israel terhadap wilayah di Lebanon telah menewaskan ratusan orang pada minggu ini, sedangkan upaya gencatan senjata sementara belum membuahkan hasil apa pun.
Bantuan Militer
Sebelumnya, jajak pendapat menunjukkan lebih dari setengah warga Amerika Serikat (AS) percaya bahwa bantuan militer kepada Israel seharusnya di batasi. Namun Washington terus memberikan bantuan militer signifikan kepada Tel Aviv.
Hal itu terungkap dari pernyataan Israel yang mengumumkan pada Kamis, 26 September 2024 bahwa mereka akan menerima paket bantuan militer dari Amerika Serikat yang totalnya mencapai US$8,7 miliar atau sekitar Rp131,6 triliun. Paket bantuan itu bertepatan dengan hari keempat berturut-turut serangan besar-besaran Israel ke Lebanon. Serangan itu di sebut sebagai serangan terbesar sejak perang Lebanon pada 2006.
“Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel, Mayor Jenderal Eyal Zamir, telah menyelesaikan negosiasi di Washington. Negosiasi itu untuk mendapatkan paket bantuan AS yang besar senilai US$8,7 miliar. Guna mendukung upaya militer Israel yang sedang berlangsung,” ujar Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan.