Jakarta (Lampost.co) — Presiden Palestina Mahmoud Abbas meyerukan kepada masyarakat internasional, khususnya Amerika Serikat (AS) menghentikan pengiriman senjata untuk Israel. Hal itu guna mengakhiri pertumpahan darah di Tepi Barat dan Gaza.
Abbas, yang berbicara pada pertemuan tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), secara khusus menyoroti AS karena pengiriman senjatanya dan veto resolusi Dewan Keamanan yang mengecam perang Israel yang berlangsung hampir setahun melawan militan Hamas di Gaza.
“Hentikan kejahatan ini, hentikan sekarang, hentikan pembunuhan anak-anak dan wanita, hentikan genosida. Hentikan pengiriman senjata ke Israel. Kegilaan ini tidak boleh berlanjut. Seluruh dunia bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada rakyat kami di Gaza dan Tepi Barat,” melansir Mediaindonesia.com, Jumat, 27 September 2024.
Baca juga: Dukung Resolusi PBB, Tiongkok Minta Israel Angkat Kaki dari Palestina
Ia mengatakan AS, dengan menggunakan hak vetonya dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan, secara efektif mengatakan, “Tidak, pertempuran akan terus berlanjut.”
Abbas mengatakan AS memberikan Israel senjata mematikan yang digunakannya untuk membunuh ribuan warga sipil, anak-anak, dan wanita yang tidak bersalah. Hal ini semakin mendorong Israel untuk terus melakukan agresi, dan berpendapat bahwa Israel tidak layak menjadi anggota PBB.
Abbas mengatakan bahwa ketika perang berakhir, Otoritas Palestina harus menjalankan kontrol penuh atas Jalur Gaza, sebuah sikap yang ditolak Israel.
Meski tidak menyebut Hamas, Abbas berkata, “Sejak hari pertama, saya menekankan perlunya segera menghentikan perang. Saya mengutuk pembunuhan warga sipil, terlepas dari siapa mereka dan terlepas dari pihak mana mereka berada atau dari siapa pun mereka berasal. Saya menuntut pembebasan tahanan dan mereka yang kedua belah pihak tahan.”
Pernyataannya di sampaikan seminggu setelah ia menyerukan konferensi perdamaian di Madrid yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Pembicaraan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata telah menemui jalan buntu selama berbulan-bulan.