Jakarta (Lampost.co): Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong akan memimpin dengan cara tersendiri dengan independen dan berbeda dari generasi sebelumnya.
“Cerita generasi kami adalah cerita Singapura yang independen. Hidup kami adalah saksi atas nilai-nilai yang membentuk negara kita: Integritas, meritokrasi, multirasialisme, keadilan, dan kesetaraan,” kata Wong dalam pidatonya pertama sebagai pemimpin negara, Kamis, 16 Mei 2024.
Menurutnya, mereka adalah penerima manfaat dari kebijakan-kebijakan imajinatif para pendiri negara selama beberapa dekade.
“Pengalaman saling memengaruhi ini, gaya kepemimpinan kami akan berbeda dari generasi sebelumnya. Kami akan memimpin dengan cara kami sendiri. Terus berpikir dengan berani dan jauh. Masih banyak yang harus dilakukan. Kemudian, bab terbaik dari Kisah Singapura kita ada di depan.”
Pria berusia 51 tahun, mengucapkan sumpah jabatannya di halaman depan Istana, yang menandai serah terima kepemimpinan ketiga dalam sejarah 59 tahun negara ini.
Wong menggantikan Lee Hsien Loong, yang memimpin negara selama 20 tahun.
Upacara tersebut dihadiri lebih dari 800 orang, termasuk siswa dan guru, serikat pekerja dan pemimpin bisnis, atlet dan seniman, serta relawan dan petugas garis depan masyarakat. Menurut Wong, orang-orang ini mewakili keberagaman bangsa.
Presiden Tharman Shanmugaratnam turut menyaksikan upacara tersebut.
Bersama dengan Mr. Wong, wakilnya Mr. Gan Kim Yong dan Mr. Heng Swee Keat juga turut mengikuti pelantikan.
Dua Menteri Senior, Mr. Lee dan Mr. Teo Chee Hean, juga mengucapkan sumpah bersama menteri lainnya serta sembilan Menteri Negara Senior dan lima Menteri Negara. Sekretaris Parlemen Senior akan mengikuti pelantikan dalam sesi terpisah pada 24 Mei.
Titik Temu
Dalam pidatonya, Wong mencari kompromi pragmatis dan menemukan sebanyak mungkin titik temu antara komunitas. Hal itu adalah etos yang akan memandu timnya.
“Ketika masalah muncul antara komunitas, dan dari waktu ke waktu, kita tidak memperkuat perbedaan kita. Sebaliknya, kita menerimanya. Kita mencari kompromi pragmatis dan menemukan sebanyak mungkin titik temu. Kita melakukannya selalu dalam suasana saling menghormati dan saling percaya,” katanya.
Wong menjelaskan Perdana Menteri baru mengatakan kunci keberhasilan negara adalah tingkat kepercayaan tinggi Singapura terhadap satu sama lain dan kemampuan untuk bekerja sama dengan baik. Singapura selalu menjadi negara yang beragam dengan banyak ras, agama, dan bahasa, dan lebih banyak lagi sekarang daripada sebelumnya.
“Namun kami telah memperkuat ikatan kami sebagai satu bangsa. Kami telah mencapainya bukan dengan menyangkal perbedaan kami, tetapi dengan merangkulnya.
Wong juga menghormati generasi pemimpin sebelumnya.
“Saat kami menulis bab-bab berikutnya, kami tidak memulainya dari awal. Kami berdiri di atas bahu para raksasa,” ujarnya.
Menurutnya, Perdana Menteri pertama Singapura, Lee Kuan Yew, dan timnya memimpin negara melalui kemerdekaan dan mendirikan pilar-pilar utama pemerintahan, sementara Perdana Menteri kedua Goh Chok Tong dan timnya membina masyarakat yang lebih ramah dan lembut.
“Ini adalah fondasi-fondasi penting yang akan kami bangun,” katanya.
Wong juga berterima kasih kepada pendahulunya, Lee Hsien Loong. Menurutnya, Lee mempersembahkan segala sesuatu yang ia miliki untuk melayani negara dan rakyatnya dalam masa pengabdian selama setengah abad dalam pelayanan publik.
Di bawah kepemimpinannya, Singapura melewati perubahan eksternal dan internal, dan berhasil mengatasi berbagai krisis.
Wong juga bertekad membantu warga Singapura mewujudkan impian mereka.
“Dengan mitra tripartit kami, kami akan terus membangun ekonomi yang berkembang dan menciptakan pekerjaan yang baik untuk semua,” katanya.
“Kami akan menemukan cara-cara baru untuk menjadi lebih produktif dan inovatif, dan mencapai keseimbangan yang lebih baik di mana pekerjaan memiliki tujuan, dan kehidupan bermakna.”