Yerussalem (lampost.co) : Mantan Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon, secara terbuka tuduh pasukan pertahanan Israel (IDF) melakukan kejahatan perang di Gaza utara. Ia menyatakan bahwa tindakan tersebut sengaja disembunyikan dari pengetahuan publik.
“Saya berbicara atas nama para komandan yang bertugas di Gaza utara. Kejahatan perang terjadi di sana,” ujar Yaalon dalam wawancaranya dengan lembaga penyiaran publik Israel, KAN. Ia menambahkan, “Tentara IDF mempertaruhkan nyawa mereka, dan ada risiko mereka akan dituntut di Pengadilan Kriminal Internasional.”
Yaalon juga menyoroti upaya pihak tertentu untuk menutupi insiden tersebut. “Saya harus memperingatkan apa yang terjadi di Gaza utara, yang mereka coba sembunyikan dari kami ketika melakukan kejahatan perang,” tegasnya.
Baca Juga :
Menteri Israel Ben Gvir Perintahkan Polisi Sita Pengeras Suara Masjid
Kisah Tragis Ahli Bedah Gaza, Gugur di Penjara Israel Akibat Penyiksaan Keji
Tuduhan Pembersihan Etnis
Dalam pernyataan lain pada Sabtu (29/11), Yaalon juga tuduh Israel melakukan pembersihan etnis di Gaza utara. Ia juga menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membawa Israel ke arah kehancuran.
“Saya bertanggung jawab atas pernyataan saya tentang pembersihan etnis di Gaza utara,” ungkap Yaalon. Selain itu, ia mengkritik Menteri Keuangan Bezalel Smotrich atas seruan untuk mengungsikan penduduk Gaza.
“Smotrich bahkan bangga dengan peluang mengurangi setengah populasi Gaza. Apa itu jika bukan pembersihan etnis? Dia tampaknya tidak memiliki masalah moral dengan pembunuhan dua juta warga Gaza,” kata Yaalon dengan nada keras.
Tuduhan Genosida di Gaza
Sejak 5 Oktober, Israel melancarkan operasi darat berskala besar di Gaza utara. Langkah ini, menurut pemerintah Israel, bertujuan mencegah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, berkumpul kembali. Namun, banyak warga Palestina menuduh Israel mencoba menduduki wilayah tersebut dan menggusur penduduk secara paksa.
Situasi di Gaza kini memburuk. Bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar tidak diizinkan masuk, sehingga sebagian besar penduduk berada di ambang kelaparan. Otoritas kesehatan Palestina melaporkan lebih dari 2.300 korban tewas dalam serangan itu.
Serangan ini menjadi babak terbaru dalam konflik yang telah menelan hampir 44.400 korban jiwa, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023. Israel saat ini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional terkait konflik mematikan di Gaza.