Jakarta (Lampost.co) — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meyakinkan Amerika Serikat (AS) bahwa pasukannya akan menyerang situs militer Iran, bukan serangan terhadap fasilitas nuklir dan minyak seperti yang dilarang oleh Presiden Joe Biden.
The Washington Post melaporkan dua pejabat yang tidak disebutkan namanya, termasuk satu dari AS, mengatakan Netanyahu menyampaikan jaminan bahwa ia hanya akan menargetkan infrastruktur militer Iran dalam panggilan telepon dengan Biden pekan lalu.
Sementara itu, militer Israel mulai mengganggu sinyal sistem penentuan posisi global (GPS) di sekitar markas kementerian pertahanan di Tel Aviv, Israel tengah, karena khawatir akan serangan Iran.
Baca juga: Tentara Israel Bersiap Serang Iran
Menurut situs berita Israel Walla, langkah tersebut dilakukan menjelang kemungkinan tanggapan Iran terhadap serangan Israel terhadap Iran.
Ia menambahkan bahwa Israel sedang mempersiapkan kemungkinan diserang lagi oleh Teheran setelah serangan yang diperkirakan akan terjadi terhadap Iran.
Begitu juga sistem pertahanan udara militer berada dalam siaga tinggi.
Sebelumnya, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengompori israel bahwa menurutnya serangan terhadap Iran harus menargetkan fasilitas nuklir.
“Ketika mereka mengemukakan pertanyaan itu kepada (Biden). Jawabannya seharusnya adalah: ‘hancurkan (fasilitas) nuklir terlebih dahulu dan khawatirkan sisanya nanti saja,’” kata Trump.
Para pejabat Israel bersumpah untuk membalas Iran setelah negara itu meluncurkan beberapa ratus rudal balistik ke Israel. Serangan itu sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Juga pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, dan komandan senior IRGC Abbas Nilforoushan.