Jakarta (Lampost.co) — Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (pasukan UNIFIL) di Lebanon selatan saat ini tetap berada di posisi. Mereka terus melakukan yang terbaik untuk mengimplementasikan mandat Dewan Keamanan PBB dalam kondisi yang sangat sulit, kata kepala penjaga perdamaian PBB pada Kamis, 3 Oktober 2024.
“Pasukan Sementara PBB di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) merasakan keterikatan dengan mandat yang diberikan kepada mereka oleh Dewan Keamanan dan merasakan keterikatan dengan penduduk di Lebanon selatan,” kata undersecretary-general PBB untuk operasi perdamaian Jean-Pierre Lacroix dalam sebuah konferensi pers, mengutip Antaranews.com, Jumat, 4 Oktober 2024.
Dia mengatakan bahwa ada rencana kontingensi yang terus diperbarui, sehingga jika diperlukan dapat menyesuaikan sikap UNIFIL.
Baca juga: Spanyol Desak PBB Hentikan Serangan Israel ke Lebanon
Lacroix menyebutkan bahwa situasi saat ini membatasi kemampuan pasukan penjaga perdamaian untuk melaksanakan tugas-tugas yang di mandatkan kepada mereka, tetapi Tim UNIFIL tetap bersatu dan berkomitmen.
Menurut Lacroix, UNIFIL terus bekerja sama dengan para mitra untuk melakukan apa pun yang mereka bisa demi melindungi penduduk, menyediakan tempat penampungan sementara bagi penduduk yang terdampak dalam beberapa pekan terakhir, dan membantu pengiriman bantuan kemanusiaan.
Hentikan Permusuhan
Dia menyatakan keprihatinan yang mendalam atas eskalasi di Lebanon selatan dan dampaknya terhadap warga sipil. Serta menegaskan perlunya penghentian permusuhan dan di lakukannya negosiasi untuk memulihkan ketenangan.
“Keselamatan pasukan penjaga perdamaian PBB tetap menjadi prioritas utama dan sejumlah kebijakan telah di ambil untuk memperkuat perlindungan mereka,” kata kepala pasukan penjaga perdamaian itu.
Menanggapi pertanyaan tentang permintaan Israel untuk mengosongkan beberapa posisi UNIFIL, termasuk yang berlokasi sangat dekat dengan Garis Biru, Lacroix mengatakan pasukan penjaga perdamaian saat ini tetap berada di semua posisi mereka.
“Ini merupakan keputusan yang kami ambil setelah mempertimbangkan semua elemen secara menyeluruh. Termasuk keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian kami, juga tanggung jawab yang kami miliki sehubungan dengan mandat dan penduduk,” katanya.
UNIFIL awalnya di bentuk oleh Dewan Keamanan PBB pada Maret 1978. Tujuannya untuk mengukuhkan penarikan Israel dari Lebanon. Juga memulihkan perdamaian dan keamanan internasional. Serta membantu pemerintah Lebanon dalam memulihkan otoritasnya secara efektif di daerah tersebut.
Pascaperang 2006 antara Hizbullah dan Israel, mandat UNIFIL di perluas untuk memantau penghentian permusuhan. Juga mendampingi pengerahan angkatan bersenjata Lebanon di seluruh Lebanon selatan seiring Israel menarik pasukannya.