Jakarta (Lampost.co) — Untuk memperingatkan tentara Israel yang menargetkan personel dan posisi Pasukan Sementara PBB di Libanon (UNIFIL), juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa lokasi PBB telah terkena dampak serangan setidaknya 20 kali sejak 1 Oktober.
“Sekretaris Jenderal (Guterres) menegaskan kembali bahwa personel UNIFIL dan lokasinya tidak boleh menjadi sasaran,” kata Dujarric dalam konferensi pers.
Dia menambahkan bahwa serangan terhadap pasukan UNIFIL merupakan pelanggaran hukum internasional. Termasuk hukum kemanusiaan internasional. “Serangan tersebut mungkin merupakan kejahatan perang,” kata dia.
Baca juga: Israel Tuduh Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Berpihak pada Hizbullah
Pihaknya juga menghargai dukungan Dewan Keamanan terhadap kerja para penjaga perdamaian yang berani dan siaga dalam tugas kemanuaiaan.
“Tetap mendukung upaya untuk menciptakan ruang bagi solusi diplomatik terhadap krisis ini dan mendukung kembalinya penghentian permusuhan dan implementasi penuh. resolusi Dewan Keamanan 1701,” ujarnya.
Sementara itu, pasukan penjaga perdamaian PBB akan tetap berada di semua posisi di Libanon meskipun ada seruan Israel agar mereka pindah di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah.
Netanyahu Kembali Serukan Pindah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menyerukan pasukan penjaga perdamaian di Libanon selatan untuk pindah dari daerah perbatasan Israel dengan Libanon. “Sepenuhnya salah bahwa pasukan Israel menargetkan pasukan PBB, UNIFIL,” katanya.
Israel telah menerima kritik keras atas cedera dan kerusakan yang dialami oleh pasukan penjaga perdamaian PBB. Padahal UNIFIL telah dikerahkan di Libanon sejak serangan darat pertama dari empat serangan darat besar Israel terhadap tetangganya pada tahun 1978.
“Keputusan bahwa UNIFIL saat ini akan tetap berada di semua posisinya. Meskipun ada seruan yang Pasukan Pertahanan Israel buat untuk mengosongkan posisi yang berada di sekitar Garis Biru,” kata kepala penjaga perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix.
“Saya ingin menekankan bahwa keputusan ini masih tetap ada,” katanya. Ia menambahkan bahwa rencana tersebut telah di konfirmasi oleh Sekretaris Jenderal Antonio Guterres.
5 penjaga perdamaian terluka dalam serangkaian insiden pekan lalu. Selain itu, PBB menyebut pasukan Israel menerobos gerbang dan memasuki salah satu posisi UNIFIL di Libanon.