Teheran (Lampost.co)—Presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian, menyambut baik sikap pesaing terdekatnya, Saeed Jalili, yang mengakui kekalahan dalam pemilu Iran dan mengucapkan selamat.
Keduanya kemudian bertemu dan bertukar pandangan mengenai cara memerintah Iran setelah kematian Presiden Ebrahim Raisi.
Dalam pertemuan penuh atmosfer bersahabat, Jalili memberikan pandangannya mengenai berbagai masalah Iran serta beberapa solusinya.
Mengutip dari Mehr News Agency, Minggu (7/7/2024), Pezeshkian menyatakan memiliki banyak rencana bukanlah satu-satunya kunci keberhasilan dalam menjalankan pemerintahan.
Menurutnya, mempekerjakan para ahli di bidang masing-masing merupakan jaminan dari pelaksanaan berbagai rencana.
Selama memerintah nanti, Pezeshkian mengaku selalu siap menerima pendapat dan saran Jalili.
Anggota parlemen veteran Masoud Pezeshkian menang dalam pemilu putaran kedua di Iran, lapor kementerian dalam negeri negara tersebut pada Sabtu (6/7/2024).
Seorang ahli bedah jantung, Pezeshkian memperoleh lebih dari 16 juta suara. Sementara mantan negosiator nuklir Iran, Saeed Jalili, mendapat lebih dari 13 juta dari total 30 juta suara para pemilih terdaftar.
“Dengan memperoleh suara mayoritas hasil pemilihan hari Jumat, Pezeshkian telah menjadi presiden Iran berikutnya,” sebut Kemendagri Iran.
Pemilu putaran kedua di Iran pada Jumat lalu merupakan kelanjutan pemungutan suara dadakan pada 28 Juni lalu dalam mencari pengganti Raisi yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada Mei lalu. Kecelakaan itu juga menewaskan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan beberapa pejabat lainnya.