Los Angeles (lampost.co)–Kebakaran hutan Los Angeles (LA) telah berlangsung sepekan, menghanguskan lebih dari 40.000 hektare lahan terbakar, 12.000 bangunan rusak.
Kerugian ekonomi akibat bencana dahsyat tersebut mencapai 150 miliar dolar AS atau sekitar Rp2,4 kuadriliun. Sementara jumlah korban meninggal dunia mencapai 24 orang.
Presiden AS Joe Biden menyatakan pemerintah menanggung biaya selama enam bulan, dan menggerakkan semua sumber daya untuk memerangi kebakaran hutan.
“Butuh puluhan miliar dolar untuk mengembalikan Los Angeles seperti semula,” kata Presiden Biden.
Para korban kebakaran akan menerima pembayaran satu kali sebesar 770 dolar AS atau sekitar Rp12,5 juta. Hampir 6.000 penyintas telah mendaftar untuk mendapatkan bantuan dan sebanyak 5,1 juta dolar AS atau senilai Rp83 miliar sudah tersalur.
Evakuasi Wajib
Hingga saat ini sekitar 92.000 orang masih berada di bawah perintah evakuasi wajib karena kebakaran tersebut dan 89.000 orang lainnya berada di bawah peringatan evakuasi.
Angin kencang dan kekeringan parah memicu kebakaran hutan itu. Lebih dari 80.000 warga di California tidak mendapat aliran listrik. Southern California Edison mematikan aliran listrik di beberapa bagian California Selatan menjelang kejadian angin kencang berikutnya sejak Selasa, 14 Januari 2025.