Gaza (Lampost.co)—Pelapor khusus PBB untuk Palestina pada Senin (27/5/2024) mengkritik “kekejaman” Israel terhadap warga Palestina. Dia juga mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan tekanan eksternal terhadap negara tersebut untuk menghentikan genosida di Gaza.
“Lebih banyak kengerian di #GazaGhetto,” kata Francesca Albanese di X, mengutip Anadolu, Senin (27/5/2024).
“Pasukan pendudukan Israel telah mengebom sebuah kamp pengungsi Palestina di #Rafah. Tenda-tenda plastik terbakar dan secara tragis membakar orang-orang hidup-hidup,” ujar Albanese.
“Kekejaman ini, serta pembangkangan terang-terangan terhadap hukum dan sistem internasional tidak dapat kami terima,” ujar pejabat tersebut.
Albanese lebih lanjut menyerukan kepada komunitas internasional: “#GazaGenocide tidak akan berakhir dengan mudah tanpa tekanan dari luar. Israel harus menghadapi sanksi, keadilan, penangguhan perjanjian, perdagangan, kemitraan dan investasi, serta partisipasi dalam forum internasional.”
Sementara itu, Pelapor Khusus PBB untuk Perumahan, Balakrishnan Rajagopal, menyerukan tindakan terhadap Israel menyusul serangan terbarunya terhadap pengungsi Palestina di Rafah.
“Menyerang perempuan dan anak-anak saat mereka meringkuk di tempat penampungan di Rafah adalah kekejaman yang mengerikan. Kita memerlukan tindakan global yang terpadu untuk menghentikan tindakan Israel saat ini,” kata Rajagopal dalam sebuah posting-an di X.
Israel telah membunuh hampir 36.000 warga Palestina di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Kampanye militer telah mengubah sebagian besar wilayah kantong berpenduduk 2,3 juta orang menjadi reruntuhan, menyebabkan sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan berisiko kelaparan.
Serangan tersebut terjadi meskipun ada keputusan Mahkamah Internasional yang memerintahkan Israel menghentikan serangannya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei 2024.