Jakarta (Lampost.co) — Tentara Israel dilaporkan sedang menyiapkan kemungkinan aksi terhadap Iran dalam koordinasinya dengan Amerika Serikat (AS) menyusul serangan rudal balasan Iran terhadap Israel pada awal bulan ini. Demikian menurut laporan media Israel pada Minggu (13/10).
Israel sudah memutuskan jenis respons terhadap Iran, meskipun waktu pastinya belum ditentukan, menurut Channel 12. Pada Sabtu malam waktu setempat, tentara Israel mengumumkan pengerahan sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan AS di Israel untuk melawan potensi ancaman rudal balistik jarak jauh dari Iran.
Channel 12 melaporkan bahwa pengerahan THAAD saat ini merupakan bagian dari persiapan Israel untuk serangan besar terhadap Iran. Tentara Israel berkoordinasi erat dengan AS yang akan diberi tahu sebelum melakukan tindakan apa pun terhadap Iran.
Baca juga: Iran Kembali Tegaskan Akan Hancurkan Israel Bila Diserang
Sistem THAAD, yang akan dioperasikan oleh personel AS di Israel, dirancang untuk mencegat rudal balistik pada ketinggian yang tinggi. Ini secara signifikan akan meningkatkan kemampuan pertahanan udara Israel.
Sistem tersebut dapat mencegat rudal balistik jarak pendek dan sedang. Adapun yang memproduksinya adalah perusahaan pertahanan AS Lockheed Martin.
Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan serangan yang melibatkan sekitar 180 rudal. Ini sebagai balasan atas pembunuhan mantan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh bersama pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Juga pejabat Garda Revolusi Abbas Nilforoushan di Teheran.
Militer Israel kemudian mengonfirmasi bahwa serangan rudal tersebut menyebabkan kerusakan terhadap beberapa pangkalan udaranya dan mengindikasikan bahwa persiapan aksi balasan terhadap Iran sedang berlangsung.
Iran membela serangan rudalnya, mengutip Pasal 51 Piagam PBB, yang mengizinkan negara-negara anggota untuk menggunakan kekuatan untuk membela diri setelah serangan bersenjata.