Jakarta (Lampost.co) — Penghitungan suara Pilpres Amerika Serikat kini sudah lewat tengah malam alias Rabu (6/11) dini hari waktu setempat. Sejauh ini, kandidat Partai Republik Donald Trump telah mengamankan 267 electoral college dari 25 negara bagian dan berpotensi kembali melenggang ke Gedung Putih.
Sementara itu, Wakil Presiden AS Kamala Harris yang merupakan calon presiden dari Partai Demokrat baru meraih sebanyak 224 dari 18 negara bagian. Padahal, diperlukan 270 electoral college untuk memenangkan pemilihan presiden.
Hingga pukul 14:56 WIB pada Rabu (6/11/2024), Trump mengantongi 68.756.381 suara atau sekitar 51,2%. Sedangkan Harris meraup 63.656.587 suara atau sekitar 47,4%.
Baca juga: Pilpres AS 2024: Trump Unggul Electoral Votes, Harris Terus Mendekat
Sementara itu, tim kampanye Harris mengumumkan sang kandidat batal berpidato. Ketua tim kampanye Harris, Cedric Richmond, mengatakan Harris nantinya akan berbicara kepada para pendukungnya pada saat yang tepat.
“Kita masih harus menghitung suara., kita masih harus menghitung negara bagian. Kita akan terus berjuang, sepanjang malam, untuk memastikan bahwa setiap suara dihitung, bahwa setiap suara telah diucapkan. Jadi Anda tidak akan mendengar dari wakil presiden malam ini, tetapi Anda akan mendengar darinya besok,” kata Richmond melansir The Guardian.
Swing States
Keunggulan Trump berkat menguasai suara elektoral di swing states. Sementara ini ada tiga negara bagian kunci dari tujuh yang sudah diketahui hasilnya. Trump menang di tiga negara bagian tersebut yaitu Carolina Utara, Georgia, dan yang terbaru Pennsylvania.
Swing states adalah tujuh negara bagian yang suara pemilihnya tidak condong memilih partai Republik atau Demokrat sehingga sulit di prediksi. Swing States kali ini yakni Pennsylvania, Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Carolina Utara (North Carolina), dan Wisconsin.
Trump menang di Pennsylvania mengalahkan Harris. Empat tahun lalu, Joe Biden menang di negara bagian tersebut. Keunggulan di Pennsylvania membuat Trump meraup tambahan 19 suara elektoral.
Kemenangan Trump di Pennsylvania menjadi pukulan bagi Demokrat. Pasalnya, tidak ada calon presiden Demokrat yang berhasil memenangi perebutan kursi di Gedung Putih tanpa menguasai Pennsylvania sejak 1948 silam.