Bandar Lampung (Lampost.co)—Lupus atau yang lebih kita kenal dengan penyakit autoimun kronis menyerang berbagai organ tubuh, seperti sendi, kulit, ginjal, dan otak.
Penyakit ini lebih sering menyerang wanita daripada pria, dan biasanya terjadi pada usia produktif rentang antara 15 dan 45 tahun.
Gejala lupus bisa bervariasi dari orang ke orang, dan bisa muncul dan hilang secara berkala. Berikut adalah 10 gejala awal lupus yang perlu diwaspadai:
Baca juga: Pencegahan Penyakit Malaria Harus Konsisten
1. Ruam kulit yang khas
Ruam kulit yang paling umum pada lupus adalah ruam kupu-kupu, yang muncul di atas hidung dan pipi dengan bentuk menyerupai sayap kupu-kupu. Gejala ruam ini bisa berwarna merah, merah muda, atau ungu, dan bisa terasa panas atau gatal.
Lebih jelasnya, ruam ini memanjang dari tulang hidung, kedua pipi, hingga tulang rahang. Gejala ini disebut ‘Butterfly Rash’ dan terjadi karena kulit mengalami sensitivitas terhadap cahaya.
2. Nyeri sendi dan pembengkakan
Nyeri sendi dan pembengkakan adalah salah satu gejala lupus yang paling umum. Gejala ini biasanya terjadi di sendi-sendi kecil di tangan, kaki, pergelangan tangan, dan lutut.
Nyeri dan pembengkakan bisa terasa ringan hingga parah, dan bisa membuat penderitanya sulit bergerak.
Penyakit ini mampu memicu peradangan pada selaput yang melapisi paru-paru dan jantung. Oleh karenanya, penderita lupus akan merasakan nyeri dada dan sesak napas.
3. Demam
Gejala umum lupus lainnya adalah demam, dan biasanya terjadi tanpa penyebab yang jelas. Demam ini bisa ringan hingga parah, dan bisa disertai dengan keringat malam, kelelahan, dan menggigil.
Orang yang terkena lupus kerap mengalami demam lebih dari 38 derajat celcius. Kondisi ini terjadi sebagai bentuk respons tubuh terhadap peradangan dan infeksi. Untuk itu, jika kamu mengalami demam tinggi dan tak kunjung turun selama berhari-hari, segera periksakan ke dokter.
4. Kelelahan ekstrem
Kelelahan adalah gejala umum lupus yang dapat membuat penderitanya sulit beraktivitas. Rasa kelelahan ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan parah, dan dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
5. Fotosensitivitas
Penderita lupus biasanya lebih sensitif terhadap sinar matahari. Paparan sinar matahari dapat memperburuk gejala lupus, seperti ruam kulit, nyeri sendi, dan demam.
6. Ulkus di mulut
Ulkus atau luka terbuka di area mulut adalah salah satu gejala lupus yang umumnya muncul di masa-masa awal. Luka tersebut akan terlihat di langit-langit mulut, gusi, pipi bagian dalam, juga bibir.
7. Berat Badan Mendadak Turun
Sistem kekebalan tubuh penderita lupus akan terganggu hingga berakhir memengaruhi tiroid dan hormon tertentu. Akibatnya, berat badan akan menurun secara tiba-tiba tanpa alasan yang cukup jelas.
8. Masalah pada Ginjal
Para ahli berpendapat, ginjal dapat mengalami komplikasi akibat lupus karena sel antibodi yang seharusnya melindungi tubuh justru menyerang tubuh. Dalam beberapa kasus, kondisi ini mengakibatkan kerusakan permanen pada ginjal.
9. Rambut Menipis
Wanita yang mengidap penyakit lupus kerap mengalami kerontokan secara perlahan. Hal ini disebabkan oleh kadar tiroid yang terlalu rendah atau disebut juga hipotiroidisme yang menyebabkan peradangan kulit kepala.
10. Nyeri Dada
Penyakit ini mampu memicu peradangan pada selaput yang melapisi paru-paru dan jantung. Oleh karenanya, penderita lupus akan merasakan nyeri dada dan sesak napas.
Konsultasi Dokter
Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Semakin dini lupus didiagnosis dan diobati, semakin besar peluang untuk mengendalikan penyakit ini dan mencegah komplikasi yang serius.
Mencegah Lupus
- Melindungi diri dari sinar matahari: Sinar matahari dapat memicu lupus pada sebagian orang. Gunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih, kenakan pakaian pelindung seperti topi dan lengan panjang, serta hindari paparan sinar matahari langsung di siang hari (biasanya antara pukul 10 pagi sampai 3 sore).
- Menerapkan pola hidup sehat: Konsumsi makanan bergizi seimbang, batasi lemak jenuh, gula, dan garam. Berolahraga secara teratur dengan intensitas ringan sampai sedang. Menjaga berat badan ideal dan istirahat yang cukup juga penting.
- Kelola stres: Stres dapat memperburuk gejala lupus. Temukan cara sehat untuk mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau relaksasi.
- Hindari merokok: Merokok dapat memperburuk kesehatan secara keseluruhan dan berpotensi memperparah gejala lupus.
- Konsultasi dengan dokter: Jika Anda memiliki keluarga dengan riwayat lupus, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui potensi risikonya dan langkah pencegahan yang bisa dilakukan.
Pengobatan Lupus:
Lupus tidak dapat disembuhkan, namun gejalanya bisa dikontrol dan flare bisa dicegah dengan pengobatan. Pengobatan lupus biasanya bergantung pada jenis dan keparahan gejalanya. Berikut beberapa jenis obat yang mungkin diresepkan dokter:
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS): untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
- Kortikosteroid: untuk menekan peradangan pada organ dalam.
- Obat antimalaria: seperti hydroxychloroquine untuk mengatasi gejala kulit dan masalah sendi.
- Obat imunosupresan: untuk menekan sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif pada penderita lupus.
Selain obat-obatan, dokter mungkin juga menyarankan:
- Terapi fisik: untuk membantu mengatasi nyeri dan kekakuan sendi.
- Terapi nutrisi: untuk memastikan kecukupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Penting untuk diingat:
- Informasi ini tidak bisa menggantikan konsultasi dengan dokter.
- Konsultasikan secara rutin dengan dokter untuk memantau kondisi dan menyesuaikan pengobatan.
- Lupus membutuhkan perawatan seumur hidup, jadi kepatuhan terhadap pengobatan sangat penting.