Klaten (Lampost.co): Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah hingga kini mencapai 1.146 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Klaten, Anggit Budiarto menjelaskan, kasus DBD di wilayahnya telah merenggut nyawa 13 orang.
“Yang mendominasi anak-anak untuk kasus kematian,” kata Kepala Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, kepada wartawan di Pemkab Klaten, Senin, 11 November 2024.
Baca juga: Hari Pneumonia Sedunia: Bagaimana Pencegahan dan Melindungi Anak dari Penyakit Gangguan Pernapasan
Dinas Kesehatan Klaten mengimbau warga Kabupaten Bersinar untuk rutin memberantas sarang nyamuk di sekitar tempat tinggal mereka. Apalagi, memasuki masa pancaroba dengan hujan mulai sering mengguyur.
Anggit mengungkapkan jumlah kasus itu lebih banyak tiga kali lipat bila membandingkan pada periode yang sama tahun lalu atau 2023. Soal pola kasus DBD tahun ini, Anggit mengakui penularan DBD saat ini lebih ganas.
Pasalnya ada temuan transmisi transovarial virus dengue di Klaten. Sebelumnya penularan melalui nyamuk menggigit orang yang sudah terinfeksi virus dengue kemudian menyebarkan ke orang lainnya. Saat ini, jentik nyamuk sudah memiliki virus dengue.
“Di tahun ini sudah petugas temukan jentik yang memiliki virus itu. Sehingga ini sangat berisiko penularannya. Karena, dari puluhan nyamuk itu jumlah jentiknya bisa mencapai ratusan ribu,” kata Anggit.
Dia juga meminta warga tak terlena dengan terus melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Upaya itu seperti memastikan tidak ada jentik nyamuk bak-bak penampungan atau tempat-tempat yang berpotensi menjadi genangan air.
Jumantik
Di Klaten, sudah terbentuk juru pemantau jentik (Jumantik). Tak hanya di level desa, Jumantik di tingkat keluarga juga sudah terbentuk. Namun, dia mengakui hingga kini pelaporan kegiatan para Jumantik itu belum maksimal. Anggit berharap kegiatan PSN itu menjadi kebiasaan yang rutin warga lakukan kapan pun dan di mana pun.
Anggit mengimbau warga yang mengalami demam pada hari kedua segera membawa ke pelayanan kesehatan. Jika perlu, petugas kesehatan di tingkat Puskesmas melakukan pemeriksaan laboratorium. Cara tersebut dilakukan agar bisa segera dilakukan penanganan jika didapati warga yang demam tersebut terkena virus dengue.
“Kalau emmang hasilnya positif, harus ditindaklanjuti ke rumah sakit,” pungkasnya.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News