• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Kamis, 16/10/2025 14:15
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Kesehatan

Gangguan Bipolar dan Skizofrenia Ternyata Berbeda, Ini Penjelasannya

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa prevalensi gangguan mental di Indonesia mencapai 9,8 persen pada 2021 dengan angka depresi 6,6 persen.

Ricky MarlyMedcombyRicky MarlyandMedcom
16/05/25 - 01:27
in Kesehatan
A A
Gangguan Bipolar dan Skizofrenia Ternyata Berbeda, Ini Penjelasannya

(dok. pixabay.com)

Jakarta (Lampost.co) — Kesehatan mental menjadi salah satu pembahasan yang penting untuk kita ketahui. Tak sedikit dari kita yang masih sulit membedakan gangguan bipolar dan skizofrenia. Ini perbedaannya!

Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa prevalensi gangguan mental di Indonesia mencapai 9,8 persen pada 2021 dengan angka depresi 6,6 persen. Untuk itu, angka ini tak bisa kita anggap enteng dan perlu segera penanganan.

Prof. Dr. dr. Tjhin Wiguna, SpKJ, SubSp A.R. (K), MIMH selaku Guru Besar Psikiatri Subspesialis Anak dan Remaja FKUI-RSCM mengatakan, gangguan bipolar (GB) dan skizofrenia sekilas memiliki gejala yang hampir sama. Namun sebetulnya keduanya sangatlah berbeda. Penyakit ini sebenarnya banyak dimulai menyerang anak-anak hingga remaja.

Baca Juga:

Ini 5 Cara Efektif Prioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja

“Tantangan kesehatan mental ini dulunya dianggap hanya menyerang orang dewasa. Tapi kini juga memengaruhi anak-anak dan remaja dengan tingkat yang mengkhawatirkan,” kata Prof. Tjhin saat konferensi pers ‘Compliance and Care, a roar to recovery for individual with Bipolar and Schizophernia’ di Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.

Skizofrenia dan gangguan bipolar adalah salah dua dari tantangan kesehatan mental yang perlu kita tekan. Sebelumnya, orang-orang perlu mengetahui perbedaan antara gangguan bipolar dan skizofrenia.

Bagi pengidap skizofrenia, biasanya mereka sulit membedakan antara ilusi dan kenyataan. Mereka sering kesulitan untuk mengendalikan emosi serta perasaannya dalam kondisi tertentu.

“Penderita skizofrenia mengaku sering mendengar suara-suara aneh dan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak nyata,” kata Prof. Tjhin.

 

Faktor Risiko

Faktor risiko dari skzofrenia sendiri adalah genetik, perinatal atau komplikasi sejak lahir, lingkungan, dan neurodevelopmental atau kelainan struktur otak. Adapun beberapa gejalanya seperti gejala positif (halusinasi, delusi) dan gejala negatif (kurang motivasi dan cenderung datar). Kemudian disorganisasi (bicara tidak koheren dan perilaku tidak sesuai konteks).

Jika berbicara bipolar disorder atau gangguan bipolar merujuk kepada kondisi kejiwaan yang membuat pengidapnya sering mengalami perubahan mood yang ekstrem. Saat ini terjadi, perasaan mereka bisa cepat sekali berubah hanya dalam hitungan menit.

Beberapa gejala gangguan bipolar biasanya kita kenal dalam berbagai episode. Mulai dari episode mania atau suasana emosi mudah marah. Episode depresi atau suasana sedih mendalam dan keinginan bunuh diri, hiperaktif, sangat bahagia, dan penuh energi.

Gangguan bipolar dapat terjadi karena beberapa faktor risiko. Faktor tersebut mulai dari genetik, lingkungan, neurobiologis, dan psikososial. Diagnosis dan intervensi dini sangat penting untuk meningkatkan hasil pengobatan.

Meskipun ada berbagai faktor risiko, tetapi Prof. Tjhin menekankan tidak ada alasan penyebab tunggal mengapa gangguan bipolar dan skizofrenia dapat terjadi. Jadi, masyarakat sebaiknya tidak mendiagnosis secara mandiri.

“Sampai saat ini tidak ada faktor tunggal yang ngeklaim penyebab skizofernia atau bipolar,” jelas dr. Tjhin.

Tags: Faktor Risikogangguan bipolargenetikKESEHATANskizofreniaWHO
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Ini Lima Alasan Mengapa Balita Terbangun Sambil Berteriak di Malam Hari

Ini Lima Alasan Mengapa Balita Terbangun Sambil Berteriak di Malam Hari

byRicky Marlyand1 others
15/10/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Tidur balita dapat terganggu oleh hal-hal yang sama yang mengganggu bayi. Tetapi mereka juga menghadapi masalah tidur...

Jenis Sayuran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Gangguan Ginjal, Apa Saja?

Jenis Sayuran Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Gangguan Ginjal, Apa Saja?

byRicky Marlyand1 others
15/10/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Penderita gangguan ginjal, terutama yang sudah mencapai tahap tertentu (gagal ginjal atau yang menjalani dialisis) agar membatasi...

Ini 4 Minuman di Pagi Hari untuk Membantu Menurunkan Berat Badan

Ini 4 Minuman di Pagi Hari untuk Membantu Menurunkan Berat Badan

byRicky Marlyand1 others
12/10/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Menurunkan berat badan bukan hanya dengan cara berolahraga atau mengonsumsi makanan yang tepat. Tetapi juga memilih minuman...

Load More

Berita Terbaru

Cristiano Ronaldo, Pemain dengan Koleksi Gol Terbanyak di Kualifikasi Piala Dunia
Bola

Cristiano Ronaldo, Pemain dengan Koleksi Gol Terbanyak di Kualifikasi Piala Dunia

byRicky Marlyand1 others
16/10/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Megabintang Portugal, Cristiano Ronaldo mencetak rekor baru di usianya yang sudah menginjak 40 tahun.   Ronaldo telah...

Read moreDetails
Seminar Nasional bertema *Generasi Muda dan Perempuan: Pilar Kebangsaan di Tengah Dinamika Demokrasi* yang digelar Kohati HMI Jawa Tengah-DIY di Semarang,

Pemuda dan Perempuan Jadi Inisiator Kuat Pembangunan Bangsa

16/10/2025
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan waspada gelombang tinggi perairan Lampung. Dok BMKG

Waspada Gelombang Tinggi Perairan Lampung

16/10/2025
Erick Thohir Lepas Timnas Indonesia U-17 ke Piala Dunia U-17 2025 di Qatar

Erick Thohir Lepas Timnas Indonesia U-17 ke Piala Dunia U-17 2025 di Qatar

16/10/2025
Dissidia Final Fantasy NT (2015)

PlayStation Hidupkan Kembali Game Fighting Klasik Lewat Diskon Besar Oktober 2025

16/10/2025
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
    • BANK LAMPUNG
    • OTOMOTIF
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.