Jakarta (Lampost.co) — Waktu libur sekolah seharusnya bisa menjadi momen penting buat anak-anak untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat. Bukan sekadar terpaku pada layar gadget.
Hal itu disampaikan oleh Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra.
Novi pun menekankan pentingnya keterlibatan aktif orang tua dalam mengatur kegiatan anak selama libur sekolah.
Baca Juga:
Screen Time Berlebih Ganggu Tumbuh Kembang Anak Hingga Berpotensi Jadi Korban Bully
“Di masa liburan, seyogyanya orang tua berdialog dengan anak-anak terkait apa saja yang akan mereka lakukan. Liburan adalah kesempatan untuk memperkuat kualitas hubungan dalam keluarga,” kata Novi melansir Antara.
Cara hindari anak bermain gadget:
1. Aktivitas sederhana
Novi menyarankan agar orang tua menawarkan aktivitas sederhana namun bermakna. Aktivitas ini seperti memasak makanan baru bersama, bermain di taman, berolahraga, memancing, mendaki gunung, atau sekadar bertamasya.
Menurut Novi, kegiatan ini tidak hanya mempererat ikatan emosional, tetapi juga melatih keterampilan sosial anak secara langsung.
2. Kembangkan hobi anak
Selain itu, ia menyarankan agar anak mendapat kesempatan mengembangkan minat dan hobi misalnya melalui kelas memanah, musik, atau olahraga.
3. Mendekatkan diri bersama keluarga
Liburan juga dapat menjadi waktu yang tepat bagi anak-anak untuk tinggal bersama keluarga besar seperti kakek, nenek, atau sepupu mereka. Cara ini agar anak bisa belajar nilai-nilai sosial yang berbeda dan melatih fleksibilitas dalam berinteraksi.
4. Libatkan anak dengan kegiatan sosial
Anak-anak juga bisa kita ajak melakukan kegiatan sosial. Hal ini akan memperluas wawasan dan empati mereka terhadap lingkungan.
5. Buat peraturan penggunaan gadget
Terkait penggunaan gadget, Novi menekankan pentingnya kesepakatan bersama. Ia menyarankan batas maksimal penggunaan gawai hanya tiga jam per hari selama liburan. Cara ini agar anak tetap bisa menikmati waktu bersama keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Dampak penggunaan gadget berlebihan pada anak:
1. Brain rot
Novi memperingatkan bahwa penggunaan gawai secara berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang kita sebut Brain Rot, yakni penurunan fungsi otak secara perlahan akibat paparan layar berlebihan.
2. Mager
Secara fisik, anak jadi kurang bergerak, rentan mengalami masalah mata seperti miopi, gangguan tulang belakang, hingga obesitas dan risiko penyakit jantung.
3. Malas berpikir
Secara kognitif, anak akan mengalami penurunan fokus, kreativitas, dan kemampuan problem solving serta menjadi malas berpikir.
4. Jadi mudah marah
Tidak hanya itu, dampak penggunaan gadget berlebihan juga terasa secara emosional dan sosial. Anak menjadi lebih mudah cemas, mudah tersinggung, dan enggan bersosialisasi.
Sebagai solusi, Novi menyarankan agar anak membuat jurnal liburan yang ditulis tangan. Selain melatih keterampilan sensorik dan motorik, kegiatan ini membantu menumbuhkan kemampuan refleksi dan berpikir kritis.
“Momen liburan seharusnya menjadi ruang untuk mengembangkan diri dan memperkuat hubungan sosial. Bukan waktu pasif yang dihabiskan di depan layar,” ujar Novi.