Jakarta (Lampost.co) — Beberapa kebiasaan gaya hidup yang berkontribusi terhadap penyakit kronis dapat menimbulkan dampak yang buruk dan berbahaya. Di bawah ini, ada beberapa kebiasaan yang meningkatkan risiko terkena penyakit kronis yang serius. Yuk, simak!
1. Merokok
Merokok tidak hanya terbukti menyebabkan kanker paru-paru, tetapi juga menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik, bronkitis kronis, emfisema, dan asma. Orang yang merokok rokok tradisional memiliki kemungkinan 2,6 lebih besar terkena penyakit paru-paru kronis dari pada bukan perokok. Rokok elektrik sendiri berbahaya.
Pengguna yang hanya menggunakan rokok elektrik memiliki kemungkinan 1,3 kali lebih besar terkena penyakit paru-paru kronis dari pada orang yang tidak merokok. Dan pengguna ganda, dalam penelitiannya, memiliki kemungkinan 3,3 kali lebih besar terkena penyakit paru-paru kronis.
Baca Juga:
2. Minuman beralkohol
Minum alkohol dalam jumlah banyak sangat berkorelasi dengan penyakit kardiovaskular, kanker, dan angka kematian secara keseluruhan.
Selain itu, risiko terendah terkena penyakit kronis terkait alkohol terdapat pada kelompok yang meminum 1-2 porsi alkohol per minggu. Bahkan risiko yang lebih rendah dari pada orang yang sama sekali tidak mengonsumsi alkohol.
3. Nutrisi buruk
Ternyata, bukan hanya obesitas, kurang makan dan kekurangan nutrisi juga berkontribusi terhadap masalah kesehatan kronis. Sebuah studi di Clinical Nutrition Journal menemukan korelasi menarik antara nutrisi dan multimorbiditas. Para peneliti menemukan, bahwa konsumsi lebih banyak buah dan sayuran menurunkan risiko multimorbiditas.
Produk biji-bijian, tidak termasuk beras dan gandum, juga ada korelasi tinggi dengan rendahnya risiko multimorbiditas serta asupan serat makanan, zat besi, magnesium, dan fosfor. Beberapa penyakit kronis yang berisiko terkena gizi buruk adalah obesitas, kanker, dan osteoporosis.
4. Tidur tidak cukup
Penelitian baru memberikan bukti bahwa kurang tidur meningkatkan dorongan untuk mengonsumsi makanan dan makan berlebihan.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa durasi tidur pendek meningkatkan penumpukan lemak perut. Selain obesitas dan lemak perut, kurang tidur juga berhubungan dengan kecelakaan, diabetes tipe 2, penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker.
5. Stres berkepanjangan
Hampir semua orang melaporkan mengalami stres pada waktu tertentu setiap minggunya. Meskipun sebagian besar stres mungkin terasa seperti masalah emosional, efek stres kronis pada tubuh bisa terasa dan meningkatkan risiko terkena kondisi kronis.
Ada bukti yang mengaitkan stres dengan timbulnya depresi berat, penyakit kardiovaskular, dan kanker karena stres kronis dapat menekan respons imun yang tepat.
Anda juga bisa mengikuti berita kesehatan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Cabang Bantul, Yogyakarta. Lembaga ini berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di daerah tersebut dengan mengklik di website
pafibantul.org