Makassar (Lampost.co): Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat terjadi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di provinsi setempat. Sejak Januari hingga pekan ketiga April 2024, ada sebanyak 1.620 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, M Ishaq Iskandar mengatakan, jumlah kasus DBD tersebar hampir di semua kabupaten/kota di Sulsel. Dengan jumlah kematian sebanyak 9 orang.
Sebanyak 9 kasus kematian pasien tersebut terjadi di enam kabupaten, yaitu di Kabupaten Enrekang, Maros, Soppeng, Bantaeng, Bulukumba, Toraja Utara dan Pangkajene Kepulauan (Pangkep).
“Jumlah kasus tersebut bersumber dari laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) secara kumulatif sampai pekan ke-13 (2024) sebanyak 372 suspek,” kata Ishaq, Minggu, 21 April 2024.
Menurutnya, masyarakat patut mewaspadai kasus DBD di Sulsel. Mengingat musim hujan sejauh ini masih berlangsung di sejumlah daerah.
“Dengan tidak meratanya curah hujan, mengakibatan bibit nyamuk Aedes aegypti cepat berkembang biak. Penyebaran DBD pun mudah berkembang,” kata dia.
Dia menambahkan jika membandingkan jumlah kasus DBD pada 2023, secara kumulatif hanya 2.859 kasus, dengan 10 kasus kematian. Sementara pada 2024 baru hingga minggu ketiga April, jumlahnya kasusnya sudah di atas seribu. Sementara jumlah kematiannya sembilan kasus.
“Kita memprediksi akan terus mengalami peningkatan kasus DBD. Mengingat jumlah kasus DBD yang sekarang, sudah hampir menyamai jumlah kasus tahun lalu. Karena sejak Januari hingga April 2024 terjadi peningkatan. Itu karena terjadi perubahan musim,” tambah dia.
Pasien Anak-anak hingga Dewasa
Sementara itu, beradasarkan data pasien yang terjangkit DBD. Usia pasien mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, karena semua orang memiliki risiko tertular DBD.
Sejak Januari-April 2024, usia 0-14 tahun mendominasi kasus DBD di Sulsel dengan persentase 49,94%. Selanjutnya, usia 15-44 tahun dengan presentasi 42,90%, dan usia di atas 44 tahun dengan persentase sekitar 7,16%. Penyebaran virus yang dibawa nyamuk ini sangat rentan terjadi di pagi serta sore hari.
“Biasanya orang kalau tidur pagi dan sore mudah terjangkit. Apalagi kalau di rumahnya itu banyak tergantung baju. Air di bawah kulkas, ada ban bekas, hingga di dispenser. Itu bisa menjadi sarang nyamuk,” tambahnya.
Untuk menekan penambahan kasus, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel telah mengeluarkan surat edaran dengan meningkatkan kewaspadaan di seluruh kabupaten/kota.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News.