Bandar Lampung (Lampost.co)— Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama, menyampaikan bahwa Indonesia masih menjadi negara dengan kasus tuberkulosis (TB) tertinggi kedua di dunia. Hal ini sebagaimana melaporkan dalam Global TB Report 2024 oleh WHO pada 29 Oktober 2024.
Menurut laporan tersebut, kasus TB dunia meningkat, dengan 8,2 juta kasus baru pada 2023. Naik dari 7,5 juta pada 2022, 7,1 juta pada 2021, dan 5,8 juta pada 2020.
Prof. Tjandra menyatakan bahwa data ini menunjukkan Indonesia sebagai penyumbang terbesar kedua kasus TB di dunia. Posisi yang belum berubah dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Stunting Meningkatkan Risiko Tuberkulosis pada Anak
Lima negara dengan kasus TB terbanyak adalah India (26%), Indonesia (10%), Tiongkok (6,8%), Filipina (6,8%), dan Pakistan (6,3%). “Laporan juga menyebutkan bahwa peningkatan kasus global terutama terjadi di Indonesia, Filipina, dan Myanmar,” ucap . Tjandra.
Untuk TB yang kebal obat, baik yang resisten terhadap rifampisin (RR-TB) maupun yang mengalami multi-drug resistance (MDR-TB). Indonesia berada di antara lima negara penyumbang terbesar bersama India, Rusia, Tiongkok, dan Filipina.
Dari 39 negara dengan peningkatan insiden TB lebih dari 5% antara 2015 dan 2023, lima di antaranya berada di Asia. Termasuk Indonesia, Mongolia, Myanmar, dan Filipina.
Laporan WHO tersebut juga mencatat adanya kesenjangan yang signifikan antara estimasi kasus TB dan jumlah kasus yang terlaporkan di beberapa negara. Indonesia berada di urutan kedua terbesar setelah India.
Hal ini menunjukkan banyaknya kasus TB yang belum ditemukan dan tercatat secara resmi. Meski begitu, Prof. Tjandra mengapresiasi studi inventarisasi TB di Indonesia pada 2023, yang menunjukkan penurunan kasus yang tidak terlaporkan dibandingkan hasil studi sebelumnya pada 2017.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Erlina Burhan, mengungkapkan bahwa di Indonesia, setiap jamnya ada 16 orang meninggal akibat TB.
Dalam pidato berjudul Orkestrasi Menuju Eliminasi Tuberkulosis (TB) di Indonesia pada Tahun 2030, ia menyebut bahwa kasus TB di Indonesia terus meningkat.
Pasien TB Meninggal
Berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia memiliki 1.060.000 kasus TB pada 2022, naik dari 842.000 kasus pada 2019.
Pada tahun yang sama, tercatat 140.700 pasien TB meninggal, yang berarti sekitar 385 kematian setiap hari atau 16 kematian per jam.
Erlina menambahkan bahwa salah satu tantangan dalam penanganan TB di Indonesia adalah rendahnya penemuan kasus. Serta tingkat kepatuhan pasien dalam pengobatan, yang memperbesar risiko resistensi obat.
“Selain itu, pasien TB sering menghadapi stigma sosial, diskriminasi, dan dampak ekonomi seperti kehilangan pendapatan dan kesempatan kerja,” kata Erlian.
Di tingkat global, sekitar setengah dari pasien TB dan keluarganya mengalami beban finansial yang signifikan. Dengan pengeluaran medis, non-medis, dan kerugian pendapatan yang melampaui 20% dari total pendapatan mereka.