Bandar Lampung (Lampost.co)— Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra-proses dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk lebih dari 32 penyakit yang berbeda.
Makanan ultra-proses adalah makanan yang telah mengalami banyak tahapan pengolahan dan biasanya mengandung berbagai bahan tambahan. Seperti pengawet, pemanis buatan, perisa, dan pewarna. Berikut adalah beberapa bahaya yang terkait dengan makanan ultra-proses.
- Risiko Penyakit Kardiovaskular: Makanan ultra-proses sering mengandung kadar gula, garam, dan lemak jenuh yang tinggi. Sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol, serta memperburuk kesehatan jantung.
- Diabetes Tipe 2: Kandungan gula tambahan dan indeks glikemik yang tinggi pada makanan ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko kencing manis.
- Obesitas: Makanan ultra-proses cenderung memiliki kandungan kalori yang tinggi, tetapi rendah nutrisi. Konsumsi berlebih dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat.
- Gangguan Metabolik: Makanan ini seringkali mengganggu metabolisme tubuh, yang berkontribusi pada sindrom metabolik. Termasuk obesitas perut, peningkatan tekanan darah, dan kadar kolesterol abnormal.
- Kanker: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra-proses bisa meningkatkan risiko kanker. Terutama kanker usus besar, karena bahan kimia yang ditambahkan selama proses pengolahan.
- Masalah Mental: Ada juga kaitan antara konsumsi makanan ultra-proses dengan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan. Mungkin penyebabnya oleh kurangnya nutrisi penting seperti vitamin dan mineral yang di perlukan untuk kesehatan otak.
- Penyakit Autoimun: Bahan tambahan dalam makanan ultra-proses, seperti emulsifier dan pewarna buatan. Telah mengkaitkan dengan peradangan dan bisa memicu penyakit autoimun.
- Penurunan Fungsi Kognitif: Beberapa studi mengindikasikan bahwa konsumsi makanan ultra-proses dapat mempercepat penurunan fungsi otak dan memicu demensia.
Mudah dan Praktis
Makanan ultra-proses sangat mudah diakses dan sering menjadi pilihan karena praktis. Namun, dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan sangat signifikan. Sebagai langkah pencegahan, lebih baik mengurangi konsumsi makanan ultra-proses dan beralih ke makanan segar dan utuh yang lebih alami.