Jakarta (Lampost.co) — Dokter spesialis anak lulusan Universitas Sumatera Utara dr. S. Tumpal Andreas Sp.A menyampaikan, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) terlalu dini bisa menyebabkan masalah pencernaan bagi bayi.
“MPASI dini menyebabkan masalah di saluran pencernaan, salah satunya adalah nanti jadi sembelit. Terus bisa menjadi intususepsi atau masuknya jaringan usus di bagian bawah ke usus yang atasnya,” kata Andreas melalui layanan pesan pada Rabu, 7 Agustus 2024.
Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu mengatakan, MPASI seharusnya diberikan saat bayi memasuki usia enam bulan. Pemberian MPASI secara dini kalau orang tua lakukan ketika bayi baru berusia empat bulan.
Baca Juga:
Anak Alergi Susu Sapi Tidak Boleh Minum Susu Kambing
Andreas menjelaskan, pemberian MPASI harus orang tua lakukan berdasarkan pada respons makan anak yang biasanya terlihat saat anak memasuki usia enam bulan.
“Prinsipnya adalah mengetahui yang namanya responsive feeding, di mana anak itu merespons secara baik atau tidak baik terhadap makanan yang kita berikan,” katanya.
Ia mengatakan, selain melihat respons anak terhadap makanan, orang tua harus memperhatikan aturan dasar pemberian makanan pada anak dalam memberikan MPASI.
Menurut Andreas, orang tua bisa memulai pemberian MPASI dengan menyiapkan sendiri makanan untuk bayi.
Penyiapan makanan pendamping ASI semestinya orang tua lakukan dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan bayi akan makronutrien. Seperti karbohidrat, protein, dan lemak serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral.
“Pemberian gula dan garam itu boleh saat awal MPASI untuk mempermudah anak menerima makanannya. Jadi tidak masalah, tapi enggak wajib juga diberikan. Prinsipnya anak menyukai makanan yang kita berikan,” ujar Andreas.
Ia mengemukakan bahwa orang tua juga bisa menggunakan produk MPASI berfortifikasi dengan nilai gizi yang sudah terukur. Tetapi makanan pendamping instan semacam itu biasanya memiliki variasi rasa terbatas. Sehingga malah bisa membatasi palet rasa lidah anak.