Jakarta (Lampost.co) — Peneliti kembali mengingatkan bahaya penggunaan gawai berlebih pada anak mulai dari menurunkan kemampuan mengelola emosi hingga menyebabkan ledakan amarah.
Studi menunjukkan adanya peningkatan waktu pemakaian gawai pada anak. Sebelumnya hanya 5 menit per hari di tahun 2020 menjadi 55 menit per hari di 2022.
Untuk jenisnya, anak-anak lebih banyak mendapat tab dengan layar sentuh interaktif dan konten yang dipersonalisasi menjadi bagian rutinitas harian. Penggunaan tab sejak dini memiliki kontribusi pada rusaknya kemampuan regulasi emosi. Hal ini termuat dalam bahasan studi terbaru.
Baca Juga:
Ini 5 Dampak Kecanduan Gadget pada Anak
“Kami menemukan bahwa anak-anak yang bermain gawai (tab) menjadi lebih mudah marah dan frustasi. Kondisi tersebut lantas berdampak pada waktu penggunaan gawai yang lebih besar,” tulis peneliti dalam studi pada jurnal Jama Pediatrics mengutip laman Medical Daily, Kamis, 15 Agustus 2024.
Peneliti menggunakan kuesioner untuk menganalisis penggunaan gawai pada anak di setiap harinya dan regulasi emosi pada 315 orang tua Kanada di Provinsi Nova Scotia.
Mereka yang terambil datanya merupakan usia pre-school dengan rentang 3,5 tahun hingga 5,5 tahun untuk mengetahui ekspresi kemarahan dan rasa frustasi.
Peneliti lantas menemukan adanya peningkatan pada emosi seorang anak usia 3,5 tahun. Hal ini karena berlebihnya kegiatan screen time, meskipun hanya satu jam.
“Penggunaan tab pada anak usia 3,5 tahun bakal berdampak pada meledak-ledaknya emosi anak saat nanti berusia 4,5 tahun. Setelah kemampuan mengelola emosi yang turun kembali memberi dampak pada kenaikan waktu penggunaan gawai di usia 5,5 tahun,” ungkap peneliti.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan penggunaan gawai pada anak 2 hingga 5 tahun tidak mencapai waktu satu jam setiap harinya.
Mereka menyarankan orang tua mengajak melakukan aktivitas lain guna menjaga tubuh dan pikiran anak-anak tetap aktif. Saat memilih media tontonan pun, orang tua harus teliti agar program interaktif, tanpa kekerasan, mendidik, dan pro-sosial.