Jakarta (Lampost.co) — Penyakit jantung rematik merupakan suatu kondisi di mana katup jantung rusak secara permanen akibat demam rematik. Kerusakan katup jantung dapat terjadi setelah infeksi streptokokus yang tidak terobati, seperti radang tenggorokan atau demam berdarah.
Respons imun menyebabkan kondisi peradangan pada tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan katup yang berkelanjutan.
Penyakit jantung rematik karena demam rematik. Ini adalah penyakit peradangan yang dapat memengaruhi banyak jaringan ikat, terutama di jantung, persendian, kulit, atau otak. Demam rematik bisa terjadi pada usia berapapun. Namun penyakit ini sering terjadi pada anak-anak berusia 5 hingga 15 tahun, namun jarang terjadi di negara maju.
Baca Juga:
Ini 3 Saran Dokter agar Terhindar dari Penyakit Jantung Koroner
Infeksi strep yang tidak terobati dapat meningkatkan risiko penyakit jantung rematik. Anak-anak yang mengalami infeksi radang tenggorokan berulang kali paling berisiko terkena demam rematik dan penyakit jantung rematik.
Gejala yang ditimbulkan
Gejala demam rematik bermacam-macam. Mereka biasanya mulai 1 – 6 minggu setelah serangan radang tenggorokan.
Dalam beberapa kasus, infeksinya mungkin terlalu ringan untuk kita kenali. Atau mungkin hilang saat orang tersebut menemui dokter.
Berikut gejala demam rematik yang paling umum, menurut laman Hopkins Medicine:
– Demam
– Sendi bengkak, nyeri tekan, merah, dan sangat nyeri (sangat sering terjadi pada lutut dan pergelangan kaki)
– Benjolan di bawah kulit (benjolan)
– Ruam merah, timbul, seperti kisi-kisi, sering terjadi di dada, punggung, dan perut
– Sesak napas dan rasa tidak nyaman di dada
– Gerakan lengan, kaki, atau otot wajah yang tidak terkontrol
– Lemah
Gejala penyakit jantung rematik bergantung pada tingkat kerusakan katup dan mungkin termasuk, sesak napas (sangat sering saat beraktivitas atau saat berbaring), nyeri dada, pembengkakan.
Mengobati penyakit jantung rematik
Perawatan sebagian besar tergantung pada seberapa banyak kerusakan yang terjadi pada katup jantung. Namun pengobatan terbaik adalah mencegah demam rematik. Antibiotik sering kali dapat mengobati infeksi radang dan mencegah terjadinya demam rematik.
Obat anti-inflamasi dapat kita gunakan untuk mengurangi peradangan dan menurunkan risiko kerusakan jantung. Orang yang menderita demam rematik sering kali mendapat pengobatan antibiotik setiap hari atau setiap bulan.
Hal ini dapat mencegah terjadinya infeksi lagi. Mereka juga dapat menurunkan risiko kerusakan jantung lebih lanjut. Untuk mengurangi peradangan, aspirin, steroid, atau obat anti-inflamasi nonsteroid dapat kita berikan.
Agar tidak terkena penyakit jantung rematik, orang tua bisa mencegah anak agar tidak mengalami infeksi radang. Bisa juga dengan meminum antibiotik yang telah ada resepnya. Ingat, selesaikan atau habiskan antibiotik yang ada, meskipun anak merasa lebih baik setelah beberapa hari.