Bandar Lampung (lampost.co)–Patah hati bukan hanya soal perasaan sedih atau kecewa karena putus cinta. Dalam dunia medis dan psikologi, ada kondisi yang dikenal sebagai Sindrom Patah Hati atau Broken Heart Syndrome, yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan bahkan fisik seseorang secara serius.
Sindrom patah hati adalah respons stres emosional yang sangat kuat, biasanya dipicu oleh kehilangan seseorang yang dicintai, kekecewaan besar, atau peristiwa traumatis lain yang berhubungan dengan hubungan interpersonal. Gejalanya bisa menyerupai serangan jantung, seperti nyeri dada, sesak napas, dan detak jantung tidak teratur, meski tidak ada penyumbatan pada pembuluh darah jantung.
Saat seseorang mengalami stres emosional yang hebat, tubuh melepaskan hormon stres seperti adrenalin dalam jumlah besar. Hormon ini dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung sementara, melemahkan otot jantung dan mengganggu ritme normal detak jantung. Kondisi ini sering kali terjadi secara tiba-tiba dan bisa dialami oleh siapa saja, terutama wanita usia paruh baya.
Tidak hanya dampak fisik, sindrom patah hati juga memengaruhi kesehatan mental. Rasa kehilangan dan kesedihan yang mendalam bisa berkembang menjadi depresi, kecemasan, hingga gangguan stres pasca trauma (PTSD). Oleh karena itu, perhatian pada kesehatan mental sangat penting untuk pemulihan.
Gejala Sindrom
Selain nyeri dada dan sesak napas, beberapa gejala lain yang bisa muncul adalah:
Pusing atau merasa lemah
Pingsan atau hampir pingsan
Detak jantung cepat atau tidak teratur
Keringat dingin
Rasa cemas berlebihan dan ketakutan yang tidak jelas
Jika gejala-gejala tersebut muncul setelah mengalami stres emosional berat, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Kemudian, cari dukungan emosional.
Berbagi Perasaan
Berbagi perasaan dengan keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental bisa membantu mengurangi beban psikologis. Kemudian, perawatan medis. Dokter dapat memberikan obat untuk melindungi jantung dan mengurangi efek hormon stres. Pengawasan medis penting untuk mencegah komplikasi.
Kemudian, latihan relaksasi. Teknik pernapasan, meditasi, dan yoga dapat menurunkan tingkat stres dan membantu menenangkan pikiran.
Jaga pola hidup sehat. Makan bergizi, olahraga teratur, dan tidur cukup sangat membantu proses pemulihan fisik dan mental.
Sindrom patah hati mengingatkan kita bahwa emosi yang mendalam bisa berdampak besar pada tubuh dan pikiran. Jangan anggap remeh rasa sakit hati; jika dirasakan sangat berat, segera cari bantuan profesional. Merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan merawat kesehatan fisik.