Bandar Lampung (lampost.co)–Putus cinta tidak hanya menyisakan rasa sedih sementara, tapi bisa menyebabkan gangguan psikologis serius yang sering disebut Sindrom Patah Hati. Banyak orang menganggap patah hati hanya soal perasaan kecewa, padahal efeknya jauh lebih dalam dan kompleks.
Sindrom patah hati psikologis perasaan kosong, kehilangan motivasi, hingga kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Beberapa orang bahkan mengalami gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan penurunan kemampuan berkonsentrasi. Jika tidak tertangani dengan baik, kondisi ini bisa berkembang menjadi depresi berat.
Salah satu faktor penyebabnya adalah ketergantungan emosional pada pasangan yang berakhir secara mendadak. Ketika hubungan yang selama ini menjadi sumber kebahagiaan tiba-tiba hilang, otak dan tubuh mengalami stres berkepanjangan. Hal ini memicu pelepasan hormon stres yang memperparah kondisi psikologis.
Reaksi Alami Tubuh
Penting untuk menyadari bahwa sindrom patah hati bukan kelemahan, melainkan reaksi alami tubuh terhadap kehilangan. Untuk mengatasinya, dukungan sosial sangat krusial. Mengikuti terapi psikologis, berkomunikasi dengan orang terpercaya, dan melakukan kegiatan yang menyenangkan dapat membantu proses penyembuhan.
Mengenali tanda-tanda sindrom patah hati psikologis adalah langkah awal agar tidak terjebak dalam lingkaran kesedihan yang berkepanjangan. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala berat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.