Bandar Lampung (lampost.co)–Tempe bukan hanya makanan rakyat yang murah dan enak. Di balik kesederhanaannya, tempe menyimpan kekuatan nutrisi yang luar biasa. Salah satunya adalah potensi tempe dalam mencegah pertumbuhan sel kanker. Kandungan isoflavon yang tinggi membuat tempe masuk dalam daftar superfood lokal yang kini mendapat perhatian dunia medis.
Guru Besar Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Sukrasno, menegaskan bahwa tempe memiliki senyawa aktif yang bisa menghambat pertumbuhan sel kanker. “Kandungan isoflavon dalam tempe, terutama genistein, telah terbukti dapat menginduksi apoptosis atau kematian sel kanker,” ujarnya dalam seminar kesehatan gizi beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, hasil riset dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) juga memperkuat klaim tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tempe secara rutin dapat menurunkan risiko kanker payudara dan prostat. Proses fermentasi tempe meningkatkan bioavailabilitas isoflavon dan protein, menjadikannya lebih mudah terserap tubuh.
Menurut dr. Andani Eka Putra, ahli mikrobiologi klinik, konsumsi tempe dua hingga tiga kali seminggu bisa memberi efek perlindungan terhadap kerusakan sel. “Tempe kaya antioksidan. Kalau dikonsumsi rutin dan disertai pola hidup sehat, ini bisa menekan risiko kanker cukup signifikan,” jelasnya.
Mengandung Prebiotik Alami
Selain itu, tempe juga mengandung prebiotik alami dari proses fermentasi. Ini membantu menjaga kesehatan usus, yang penting dalam proses pencernaan dan detoksifikasi tubuh. Usus yang sehat menjadi benteng awal tubuh untuk menangkal radikal bebas penyebab kanker.
Mengangkat tempe sebagai superfood bukan sekadar tren, tapi upaya nyata melestarikan pangan lokal sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jika negara lain saja mulai melirik tempe, sudah semestinya kita sebagai bangsa pemilik warisan ini memanfaatkannya lebih optimal.
Anda juga bisa mengikuti berita kesehatan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dengan mengklik di website pafidara.org