Bandar Lampung (Lampost.co): Chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk jenis Aedes. Penyakit chikungunya sering kali disebut dengan flu tulang.
Meski begitu, melansir laman Klikdokter.com sebenarnya flu tulang bukan istilah medis, hanya penyebutan yang sering masyarakat umum gunakan untuk menggambarkan chikungunya.
Baca juga: Dinas Kesehatan Diminta Gencarkan Sosialisasi Bahaya DBD
Penggambaran penyakit flu tulang atau chikungunya ini biasanya sebagai demam dengan penyerta nyeri sendi yang hebat dan terkadang terus-menerus. Meski jarang mengancam jiwa, penyakit ini bisa menyerang siapa saja.
Saat ini, hampir seluruh provinsi di Indonesia berpotensi untuk mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) chikungunya. Umumnya tingginya kasus chikungunya sering terjadi pada awal dan akhir musim hujan.
Penyebab Chikungunya
Penyakit chikungunya atau flu tulang adalah virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, utamanya Aedes aegypti serta Aedes albopictus.
Pada umumnya, nyamuk tersebut menyerang di siang hari, meskipun tak menutup kemungkinan juga menggigit saat malam hari.
Gejala Chikungunya
Gejala chikungunya atau flu tulang serupa dengan gejala demam dengue, seperti:
- Demam
- Sakit kepala
- Meriang
- Mual
- Muntah
- Lemah
- Nyeri sendi
- Bercak kemerahan pada kulit
Hal yang membedakan gejala chikungunya dengan demam dengue adalah nyeri di persendian yang hebat, sehingga terkadang sulit menggerakkan tangan dan kaki.
Walau demikian, nyeri sendi ini paling banyak ditemukan pada dewasa. Sering kali pada anak tidak menimbulkan gejala apa pun.
Faktor Risiko Chikungunya
Penyakit chikungunya bisa menyerang siapa saja. Akan tetapi, risiko tersering penyakit flu tulang ini terdapat pada:
- Lansia (usia di atas 65 tahun)
- Bayi baru lahir
- Riwayat penyakit diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung
Diagnosis Chikungunya
Untuk menegakkan diagnosis chikungunya, dokter terlebih dahulu akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik.
Bagi pasien yang dicurigai mengalami flu tulang, dokter juga melakukan pemeriksaan darah, misalnya Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA).
Selain itu, gejala klinis chikungunya atau flu tulang mirip dengan demam dengue. Oleh karena itu, melakukan pemeriksaan laboratorium sangat penting.
Pengobatan Chikungunya
Tidak ada cara mengobati chikungunya atau flu tulang secara spesifik. Secara umum, pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk mengurangi gejala.
Gejala demam dapat Anda atasi dengan obat antipiretik. Sementara obat antiinflamasi nonsteroid untuk menangani nyeri sendi.
Dokter juga akan menganjurkan penderita untuk banyak istirahat dan meningkatkan asupan gizi agar dapat mempercepat proses kesembuhan.
Bila kamu curiga terkena chikungunya, segeralah cari pertolongan ke puskesmas, klinik, atau rumah sakit terdekat.
Pencegahan Chikungunya
Saat ini, belum ada vaksin yang tersedia untuk melawan infeksi virus penyebab flu tulang.
Namun, kamu bisa mencegah chikungunya dengan menghindari gigitan nyamuk dan mengontrol sarang nyamuk melalui cara-cara berikut:
1. Menjaga kebersihan
Kamu bisa menjaga kebersihan lingkungan sekitar dengan menguras dan membersihkan tempat-tempat air untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
Kamu juga bisa memelihara ikan di tempat penampungan air untuk memakan jentik-jentik nyamuk.
2. Menggunakan bubuk abate
Gunakan bubuk abate untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit Anda kuras. Taburkan bubuk abate ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali.
Takaran penggunaan bubuk abate adalah untuk 10 liter air cukup dengan 1 gram bubuk abate, atau 10 gram untuk 100 liter dan seterusnya.
Bila tidak ada alat untuk menakar, gunakan sendok makan. Satu sendok makan yang Anda ratakan di atasnya sama dengan 10 gram abate.
Anda tinggal membaginya atau menambahnya sesuai dengan banyaknya air yang akan Anda gunakan.
Komplikasi Chikungunya
Penyakit chikungunya atau flu tulang yang tidak segera mendapat penanganan dengan tepat bisa menimbulkan komplikasi berbahaya seperti:
- Peradangan otot jantung (miokarditis)
- Peradangan organ ginjal (nefritis)
- Peradangan hati (hepatitis)
- Peradangan otak (ensefalitis)
- Peradangan uvea mata (uveitis)
- Peradangan retina mata (retinitis)
- Peradangan sendi
- Sindrom Guillain – Barre
Kapan Harus ke Dokter?
Berdasarkan keterangan medis pada laman Klikdokter.com, segera periksakan diri ke dokter apabila Ad=nda menemukan beberapa ciri-ciri chikungunya di atas. Atau, jika kamu baru saja mengunjungi daerah yang banyak terdapat kasus chikungunya.
Anda juga bisa mengikuti berita kesehatan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Cabang Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. Lembaga ini berperan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di daerah tersebut dengan mengklik di website pafiandolo.org
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News