Bandar Lampung (Lampost.co) — Beredar video terlihat seorang pria yang menggendong anak diduga melakukan pelecehan terhadap pengunjung di toko alat tulis kantor (ATK) yang ada di Jalan ZA Pagar Alam, Kedaton, Bandar Lampung.
Dari rekaman CCTV, pelaku melancarkan aksinya dengan modus berpura-pura menggendong anaknya. Setelah itu dia keliling mencari korban seorang wanita yang sedang berbelanja.
Di hari yang sama terdapat tiga orang wanita sekaligus yang merupakan pengunjung toko tersebut yang menjadi korban.
Salah satu korban inisial N mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu siang, 15 Juli 2023 sekitar pukul 12.00 WIB.
Awalnya dia datang ke toko ATK tersebut untuk belanja kebutuhan pribadi. Namun tak lama setelah dirinya masuk ke toko tersebut, ada seorang laki-laki yang menggendong anak berperilaku tidak wajar.
“Saat itu saya sedang pilih-pilih barang, tiba-tiba bapak itu datang dari arah belakang langsung pegang salah satu bagian badan saya,” kata N saat ditemui, Jumat, 21 Juli 2023.
Saat dirinya menegur pria tersebut hanya tersenyum dan merasa tidak bersalah sama sekali. Bahkan pria itu berdalih kaki anaknya yang menyenggol salah satu badannya. “Tapi dia bilang yang nyenggol itu kaki anaknya,” katanya.
Menurut N, dalam kejadian tersebut pelaku menyasar tiga orang korban sekaligus. Namun para korban tidak berani menegur atau melapor ke Polresta Bandar Lampung.
Atas kejadian tersebut, N mengaku sempat merasa trauma sehingga tidak langsung melapor ke satpam setempat.
“Saat kejadian saya shock dan takut, makanya enggak langsung lapor ke security. Setelah sorenya baru saya balik lagi minta CCTV buat laporan polisi, tapi CCTV itu baru dikasih sama toko setelah lima hari kejadian,” katanya.
Korban pun mengatakan telah mengadukan hal tersebut ke Polresta Bandar Lampung.
Sementara itu, supervisor toko ATK tersebut, Miharja Giantoro membenarkan adanya peristiwa tersebut.
Menurut Miharja, pihak toko baru mengetahui peristiwa tersebut setelah korban kembali ke toko pada sore hari usai kejadian.
“Iya benar, tapi sayangnya korban baru lapor ke kami setelah sorenya, padahal saat kejadian ada security kami, yang selalu siap membantu jika ada kejadian,” katanya.
Ditanya terkait korban baru menerima rekaman CCTV setelah lima hari, Miharja mengatakan bahwa CCTV di minimarket tersebut menggunakan sistem daring. Perlu menggunakan teknisi agar bisa mengulang rekaman kejadian.
“Itu rekamannya baru kami kasih karena CCTV-nya live streaming, jadi kami perlu panggil teknisi untuk lihat rekaman ulang videonya. Kalau bos kami dia mantau dari ponsel karena ini CCTV langsung tersambung di ponselnya,” ungkapnya.