Bandar Lampung (Lampost.co): Akademisi Universitas Lampung, Budiono, menilai 100 hari kerja akan menjadi tolok ukur kepercayaan publik terhadap pasangan Prabowo-Gibran.
Ia menjelaskan, Prabowo mesti bekerja cepat dalam merealisasikan program kerja yang telah disampaikan saat pencalonan. Masyarakat menaruh harapan besar kepada Prabowo terkait penegakan hukum, pemberantasan korupsi, serta pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, 100 hari pertama Prabowo sebagai presiden, harus bisa menunjukkan komitmen tersebut. Jika tak bisa, maka Prabowo akan kehilangan kepercayaan publik atas janji-janji program kerja.
“Kita akan melihat bagaimana langkah Prabowo bersama kabinetnya dalam 100 hari. Di situ akan terlihat komitmen Prabowo terhadap penyampaian program selama ini,” ungkapnya, Minggu, 20 Oktober 2024.
Untuk mendukung itu maka Prabowo harus bisa memilih menteri yang tepat untuk membantunya. Menteri haruslah dari kalangan profesional atau minimal memiliki kemampuan pada bidangnya.
Pada momentum 100 hari itu juga menjadi waktu Prabowo melakukan evaluasi terhadap kabinetnya. Budiono berharap, Prabowo berani tegas terhadap menteri-menteri yang tak mampu merealisasikan program kerjanya dengan baik.
“Kalau memang 100 hari tidak ada progres maka Prabowo harus berani melakukan reshuffle kabinetnya,” kata dia.
Ia menambahkan, Prabowo juga mesti melakukan konsolidasi politik diawal kepemimpinan. Tujuannya untuk menjaga stabilitas nasional yang berpengaruh pada kehidupan berbangsa dan bernegara terlebih saat masa transisi kepemimpinan.
“Prabowo harus bisa melakukan konsolidasi cepat yang berpengaruh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara,” tambahnya.