Bandar Lampung (Lampost.co) — Pengamat Tata Ruang dari Institut Teknologi Sumatera (Itera), IB Ilham Malik mengatakan, untuk mengukur kesuksesan program hari bebas kendaraan atau car free day (CFD) dapat terlihat dari antusiasme masyarakat.
“Untuk mengukur keberhasilan car free day itu dilihat dari apakah banyak masyarakat yang gunakan atau memanfaatkan CFD tersebut,” katanya, Jumat, 4 Oktober 2024.
Menurutnya, untuk CFD di Kota Bandar Lampung sendiri sudah masuk kategori baik. Sebab baik di masa sebelum Covid-19, masa Covid-19 atau sudah selesainya pandemi Covid-19, kegiatan CFD tetap ada.
Baca Juga:
Pemkot Bandar Lampung Larang Paslon Kampanye di Car Free Day
“CFD ini kan maksudnya menekan penggunaan kendaraan pribadi. Untuk Bandar Lampung sendiri ada penurunan penggunaan kendaraan di hari Minggu, walapun di zona tertentu saja,” jelas Alumnus Doktoral Kitakyushu University Jepang itu.
Menurutnya, masyarakat bisa memanfaatkan CFD paling tidak beberapa jam di zona atau segmen jalan tertentu yang tidak dilalui kendaraan. Hal tersebut meningkatkan indeks kualitas lingkungan.
Kendati banyak masyarakat yang mengunjungi CFD, menurut Ilham, Pemerintah Kota Bandar Lampung seharusnya juga fokus untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi. Sehingga implementasi program tersebut tidak hanya di hari Minggu saja.
Jadi mobilitas masyarakat itu seharusnya terlayani dengan publik transportasi.
“Pemda Kota Bandar Lampung harus berupaya untuk membangun sistem angkutan umum massal kembali,” ujarnya.
Memang tidak mudah dan butuh proses. Sehingga Pemda harus meniru kota yang sudah sukses dan jadikan negara lain sebagai pembanding.
“Karena Bandar Lampung perlu ada komparatif urban area supaya menjadi termotivasi berubah lebih kepada lingkungan hijau,” katanya.