Bandar Lampung (Lampost.co)– Universitas Lampung (Unila) melaksanakan seleksi tes wawancara dan UTBK untuk calon mahasiswa jalur masuk Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP).
Seleksi tersebut berlangsung di GSG Unila untuk tes wawancara dan UPT TIK untuk tes UTBK. Prosesnya berjalan selama tiga hari pada 8 – 10 Juli 2024.
PMPAP sendiri merupakan jalur mandiri Unila yang peruntukkanya bagi putera daerah Lampung dari keluarga tidak mampu. Namun berkemampuan secara akademik.
Koordinator Humas PMB Unila, Muhammad Komarudin, menyebut tahun ini jumlah pendaftar jalur PMPAP mencapai 2.000 orang. Sementara jumlah kuota yang akan Unila terima hanya sekitar 200 orang.
Tingginya antusias pendaftar membuat rangkaian seleksi harus dilakukan secara ketat. Sebelum pengumuman pendaftar akan mengikuti seleksi pemberkasan, wawancara, tes UTBK, hingga survei lokasi.
“Jadi persentasenya itu kita lihat dari 60 persen kemampuan ekonomi dan 40 persen kemampuan akademik,” ujar Komarudin Senin, 8 Juli 2024.
Ia menjelaskan, pelaksanaan tahun ini, upaya pembenahan juga turut Unila lakukan. Utamanya dari sisi kualitas soal yang mengalami perbaikan dengan melibatkan reviewer nasional untuk melihat kualitas soal.
“Sistem juga terus kami perbaiki, sehingga menjadi lebih realable dan sistem tersebut juga di review oleh tim pengembang sistem UTBK nasional. Sehingga bisa mendapat kepercayaan dari calon mahasiswa yang mengikuti tes,” kata dia.
Subsidi Silang
PMPAP merupakan jalur masuk yang hanya di lakukan Unila dengan menerapkan subsidi silang. Mahasiswa yang nantinya keterima melalui jalur ini, akan terbebas dari biaya UKT selama delapan semester dan juga Iuran Pengembangan Institusi (IPI).
“Oleh karenanya selain melihat dari sisi ekonomi, sisi akademik juga kita nilai. Ini untuk memastikan yang bersangkutan bisa lulus sebelum 4 tahun. Karena kalau lebih dari itu mereka akan bayar sendiri,” ujarnya.
Pendaftar asal Lampung Barat, Yunia Anita, berharap bisa mendapatkan hasil yang terbaik di jalur masuk PMPAP ini.
Pasalnya, gadis 19 tahun itu mengaku sudah dua kali tertolak pada saat mendaftar di Unila lewat jalur SNBP dan SNBT.
“Semoga bisa lolos untuk percobaan yang ketiga ini. Karena Itu menjadi peluang saya untuk bisa berkuliah dengan meringankan orang tua membayar UKT,” ujarnya.
Pada saat proses wawancara Yunia mengaku mendapat 10 pertanyaan dengan durasi waktu sekitar 15 menit. Hal itu melingkupi pekerjaan orang tua, asal tempat tinggal, jurusan yang di pilih, motivasi, dan lain sebagainya.
“Di Unila ini Insyaallah saya mau ambil jurusan S1 pendidikan pancasila dan S1 bimbingan konseling,” harapnya.