Bandar Lampung (Lampost.co) — Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) mengangkat tema harmonisasi keragaman budaya pada peringatan dies natalisnya yang ke-56 pada Rabu, 21 Februari 2024.
FKIP Unila Menggelar Karnaval dan Muhibah Seni
Ribuan peserta antusias ikuti karnaval diantaranya ribuan dosen, mahasiswa, dan civitas akademika antusias mengikuti karnaval dengan mengenakan ragam pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Dekan FKIP Unila, Sunyono menjelaskan bahwa tema Dies Natalis ke-56 “Harmonisasi Keragaman Budaya” mengandung makna keselarasan, kesesuaian, kecocokan, dan keseimbangan berbagai faktor yang saling berhubungan.
Tema tersebut diharapkan dapat mewujudkan kesatuan yang utuh di antara warga kampus tanpa adanya perbedaan yang mendasar.
Sunyono berharap Dies Natalis ke-56 menjadi momentum bagi kampus untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan melahirkan generasi muda yang berkarakter dan berbudaya.
Selain karnaval dan muhibah seni, pihaknya juga menggelar berbagai kegiatan lain dalam rangka Dies Natalis ke-56, seperti seminar nasional, workshop, dan bakti sosial.
“Melalui karnaval dan muhibah seni kita wujudkan tagline, yaitu sinergi dan kolaborasi menuju inovasi unggul. Semoga cita-cita mengharmoniskan tata kelola dan tata pergaulan dapat terwujud,” ujar Sunyono dalam sambutannya Rabu, 21 Februari 2024.
Ia menyebut, kegiatan karnaval dan muhibah seni ini merupakan kali ke-2 yang dimulai sejak dies ke-55 FKIP Unila tahun lalu.
“Insya Allah kegiatan ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang,” katanya.
Guru besar jurusan Pendidikan Kimia itu juga berharap, melalui kegiatan ini dapat terbentuk budaya sinergitas dan kolaborasi dan memberikan ruang seluas-luasnya untuk menggali kreativitas.
Termasuk potensi diri yang dimiliki dengan menampilkan keunikan, ciri khas dan keanekaragaman seni dan budaya yang ada di Indonesia.
“Usia 56 bagi suatu lembaga pendidikan bukanlah merupakan usia senja, namun disinilah tiang-tiang pancang harus semakin dikokohkan,” paparnya.
Sementara itu, Rektor Unila, Lusmeilia Afriani yang hadir dengan menggunakan pakaian adat Lampung Pepadun, turut memberikan apresiasinya pada peringatan dies natalis ini.
Menurutnya ini adalah upaya memanifestasikan tagline Unila yang menjunjung tinggi perbedaan.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang di dalamnya terdiri dari beragam latar belakang ilmu, Unila menurutnya memiliki tujuan mulia yaitu memanusiakan manusia.
“Ini sangat terasa sekali unsur harmonisasinya. Terlihat bagaimana seluruh elemen Fakultas terlibat dalam kegiatan dengan menyatukan tujuan sesuai peran dan posisi masing-masing,” kata dia.
Sebagai salah satu fakultas tertua di Unila, Lusmeilia telah banyak memberikan peran besar dalam memajukan Unila.
Peran ini kata dia dapat dilihat dari perolehan anugrah dan berbagai apresiasi serta pencapaian membanggakan yang berhasil diraih pihak kampus.
“Saya yakin dengan kinerja dan semangat seluruh civitas akademik dilingkungan setempat, kedepan FKIP akan dapat menambah capaian prestasi lainnya di tingkat universitas, nasional, bahkan internasional,” tandasnya.