Bandar Lampung (Lampost.co)— Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah kembali menetapkan status darurat global untuk penyakit mpox (sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet). Peningkatan kasus ini setelah terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah kasus di berbagai negara.
Indonesia, sebagai bagian dari komunitas global, meminta untuk waspada terhadap kemungkinan lonjakan kasus mpox.
Pemerintah Indonesia harapannya dapat meningkatkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit ini. Termasuk melakukan pemantauan yang lebih ketat, meningkatkan kemampuan diagnostik.
Sekaligus menyiapkan fasilitas kesehatan yang memadai untuk menangani kasus-kasus potensial. Masyarakat juga di imbau untuk tetap waspada, mematuhi protokol kesehatan, dan segera melaporkan jika ada gejala yang mencurigakan.
Di Republik Demokratik Kongo (DRC), wabah mpox telah menewaskan 548 orang sejak awal tahun ini, dengan semua provinsi di negara tersebut terdampak. Kementerian Kesehatan DRC melaporkan bahwa hingga saat ini, telah tercatat 15.664 kasus potensial dan 548 kematian.
WHO juga menyatakan bahwa lonjakan kasus mpox di Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat global. Dengan perhatian khusus pada peningkatan kasus di Kongo dan penyebaran penyakit ini ke negara-negara tetangga.
Menteri Kesehatan Samuel-Roger Kamba mengungkapkan bahwa provinsi-provinsi yang paling terdampak di Kongo termasuk Kivu Selatan, Kivu Utara, Tshopo, Equateur, Ubangi Utara, Tshuapa, Mongala, dan Sankuru.
WHO mengambil keputusan ini sehari setelah pengawas kesehatan Uni Afrika mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat mereka sendiri terkait dengan wabah yang berkembang.
Selain itu, kasus mpox pertama di luar Afrika terkait wabah ini telah teridentifikasi di Swedia. Setelah WHO mengonfirmasi infeksi tersebut.
Penyakit mpox, yang awalnya biasa menyebut dengan cacar monyet, pertama kali di temukan pada manusia pada tahun 1970 di wilayah yang sekarang terkenal sebagai Republik Demokratik Kongo.
Penyakit ini merupakan infeksi yang penyebabnnya adalah virus yang di tularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia.
Namun juga dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak fisik yang dekat. Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, dan lesi kulit besar seperti bisul.