Bandar Lampung (Lampost.co)–Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mewajibkan semua sekolah yang sudah memenuhi syarat dan nyatakan siap untuk menerapkan kebijakan lima hari sekolah.
Hal ini sebagaimana tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah.
Pengamat Pendidikan sekaligus Dosen FKIP Unila,Sunyono, memandang penerapan ini memiliki dampak positif dan negatif yang perlu kita perhatikan.
Dana BOS buat Makan Siang, Kemendikbudristek Paki Aturan Lama
Dari sisi positif, ia menyebut lima hari sekolah memungkinkan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler secara penuh pada Sabtu.
Pada hari itu, siswa dapat mengembangkan karakter serta minat dan bakat yang mereka miliki.
“Misalnya, kegiatan olahraga, kunjungan ke panti jompo dan panti asuhan. Serta kegiatan sosial lainnya yang baik untuk membangun karakter anak,” kata Sunyono, Rabu, 10 Juli 2024.
Meskipun demikian, ia minta untuk memetakan program ekstrakurikuler agar terencana dengan baik.
Jika hal itu tidak di laksanakan, maka bukan tidak mungkin siswa akan menganggap Sabtu sebagai hari libur. Yaitu hanya diisi dengan bermain, yang bisa berdampak negatif.
Pada jadwal enam hari untuk jenjang SD, kelas 1-2 memakan waktu sekitar 28 jam per minggu. Kemudian, kelas 3-4 sekitar 38 jam, dan kelas 5-6 sekitar 42 jam.
Dengan penerapan lima hari sekolah, Sunyono mengatakan, jam belajar akan lebih padat.
Kepadatan jadwal ini dapat menyebabkan kelelahan mental pada siswa, yang pada akhirnya dapat mengurangi konsentrasi dan motivasi belajar mereka.
Anak-anak yang mengalami kelelahan mental pada malam hari perlu istirahat yang cukup. Sebab, tidur yang sehat sangat penting untuk pertumbuhan mereka.
Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat kemampuan seseorang menerima pelajaran secara maksimal hanya sekitar 30 menit pertama.
“Setelah itu, fokus mereka akan semakin berkurang,” tuturnya.
Oleh karena itu, jika kebiajkan itu di terapkan, metode pembelajaran harus berjalan dengan baik dan inovatif.
Guru besar bidang Ilmu Pendidikan Kimia itu menyebut, sekolah dan para guru perlu menghadirkan metode pembelajaran yang menarik. Kemudian mengemas dengan asyik untuk meminimalisir kelelahan mental siswa.
“Sehingga bagaimana caranya agar penerapan lima hari sekolah ini agar siswa menikmati tanpa membuat anak merasa lelah dan terbebani,” katanya.
Siapkan SDM
Di Lampung sendiri, ia menilai belum semua menerapkan sistem lima hari sekolah. Namun jika sistem ini akan berjalan, sekolah harus mempersiapkan SDM dengan baik.
Dengan demikian, sekolah memiliki tenaga pendidik yang mendukung sistem pembelajaran yang adaptif.
“Jika belum siap dengan sumber daya manusia yang mendukung, saya sarankan sebaiknya jangan dulu untuk menerapkan sistem lima hari sekolah,” ujarnya.