Bandar Lampung (Lampost.co)– Meskipun Lampung telah memasuki musim kemarau, akan tetapi hujan tetap mengguyur wilayah ini dalam dua hari terakhir, dan prkiraannya masih akan berlanjut hingga tiga hari ke depan.
Fenomena ini terjadi akibat gangguan atmosfer yang biasa di sebut gelombang Equatorial Rossby.
Rahmat Subekti, Forecaster BMKG Lampung, menjelaskan gelombang Equatorial Rossby yang melintas di wilayah Lampung, bersamaan dengan suhu muka laut yang hangat di perairan timur dan selatan Lampung. Ini menjadi faktor utama peningkatan potensi hujan.
“Kombinasi fenomena ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, terutama sejak 8 September dan di prediksi berlangsung hingga 13 September,” ujar Rahmat lewat sambungan telepon, Selasa, 10 September 2024.
Setelah tanggal tersebut, Lampung prairaannya kembali mengalami cuaca khas kemarau dengan minim hujan.
“Intensitas hujan saat ini bervariasi, dari ringan hingga sedang. Terutama di wilayah Lampung bagian timur yang bergerak ke tengah,” jelasnya.
Rahmat menambahkan, intensitas hujan hari ini cukup tinggi dan perkiraannya akan bertahan hingga besok, dengan hujan merata di seluruh Lampung. Namun, intensitas hujan akan menurun pada 12-13 September.
Meski terjadi di musim kemarau, Rahmat menegaskan fenomena seperti ini merupakan hal yang lumrah.
Menurutnya Indonesia memiliki kondisi cuaca yang unik. Baik saat kemarau maupun hujan, yang sering kali terpengaruh oleh gangguan atmosfer.
“Tahun ini, musim kemarau sering terganggu oleh fenomena atmosfer. Misalnya, meskipun Lampung sudah masuk musim kemarau sejak Agustus, hujan tetap terjadi. Bahkan pada pekan kedua September, hujan kembali turun,” jelasnya.
BMKG juga memprediksi bahwa gangguan cuaca akibat gelombang Equatorial Rossby dan suhu muka laut yang hangat berpotensi kembali terjadi pada pertengahan Oktober hingga akhir bulan.
Apa itu gelombang Equatorial Rossby?
Equatorial Rossby adalah gelombang atmosfer yang bergerak di sepanjang wilayah ekuator dan memengaruhi pola cuaca di kawasan tropis.
Gelombang ini merupakan bagian dari sistem gelombang Rossby yang lebih besar, yang mengatur pergerakan angin dan cuaca di atmosfer Bumi.
Secara khusus, gelombang Equatorial Rossby muncul akibat ketidak seimbangan dalam rotasi Bumi dan aliran angin di sekitar ekuator. Ketika gelombang ini bergerak melintasi wilayah tropis, termasuk Indonesia, ia dapat memicu pembentukan awan hujan dan meningkatkan intensitas hujan, meskipun sedang musim kemarau.
Gelombang ini membawa energi dan kelembapan yang memicu pembentukan awan hujan, terutama ketika suhu muka laut lebih hangat dari biasanya, yang juga terjadi di Lampung dalam fenomena yang dilaporkan oleh BMKG.
Secara sederhana, Equatorial Rossby adalah salah satu jenis gangguan atmosfer yang dapat memengaruhi pola hujan di wilayah tropis, sehingga kadang-kadang terjadi hujan di musim kemarau.